Daerah

Tradisi Saparan Sebaran Apem Pengging dan Potensi Ekonomi

NU Online  ·  Senin, 28 November 2016 | 01:02 WIB

Jalanan di sekitar kompleks Pengging, Banyudono, Boyolali usai shalat Jum’at (25/11), terlihat ramai. Meski gerimis, dari berbagai penjuru, warga mulai berdatangan. Bahkan, sebagian dari mereka datang sejak pagi.

Sementara itu, dua gunungan apem setinggi 1,5 meter sudah disiapkan di Kantor Kecamatan Banyudono Boyolali. Dua apem inilah yang akan diarak dalam acara tradisi Saparan Sebaran Apem Kukus Keong Mas.

Jelang pukul 14.00 WIB, acara pun dimulai. Setelah berbagai sambutan dari pemerintah, dua gunungan apem didoakan oleh ulama setempat untuk kemudian dikirab menuju ke lokasi sebar apem.

Acara kirab, diiringi oleh rombongan berpakaian khas Keraton Surakarta dan beberapa warga yang juga ikut dengan menampilkan potensi budaya lokal. Dua gunungan kemudian berpisah, satu dibawa di depan Pasar Candirejo Pengging, lainnya diarak menuju arah Masjid Ciptomulyo.

Begitu apem dibawa ke atas panggung, ribuan pengunjung yang sudah menanti, langsung pasang badan untuk bersiap mendapatkan apem.

Apem mulai dilempar. Sembari mendongak ke atas, warga berebut apem yang dilempar ke arahnya. Suasana menjadi sangat riuh. Namun, kemeriahan itu tak berlangsung lama, sebab rintik hujan mulai turun. Tanpa dikomando, mereka langsung mencari tempat berteduh.

Menurut salah satu sesepuh Pengging, Sunarto, Tradisi sebar apem di kawasan Pengging ini berawal di zaman pujangga kraton Yosodipuro I, kala itu masyarakat mengeluhkan serangan hama keong mas dan tikus yang mengakibatkan gagal panen.

Oleh Yosodipuro, petani diminta untuk memasak hama keong mas dengan cara dikukus dan dibungkus dengan janur. Sejak saat itu, hama keong mas menghilang dan petani kembali bisa menikmati panen.

Wakil Bupati Boyolali, Said Hidayat, yang hadir dalam acara itu, berharap tradisi ini juga dapat menjadi potensi ekonomi bagi warga skitar. “Berkah iya, tak kalah penting ekonomi masyarakat bisa terangkat dengan adanya traisi sebaran apam ini,” kata Said. (Ajie Najmuddin)