Jombang, NU Online
Ulama Ahlussunnah juga menggunakan metode takwil dalam memahami ayat dan hadits mutasyabihat. Takwil menjadi salah satu perangkat yang digunakan ulama salaf selain metode tafwidh, memahami nash Al-Quran dan hadits secara apa adanya.
<>
“Tidak benar jika dikatakan bahwa ulama salaf yang hidup pada tiga abad pertama hijriyah seluruhnya tidak menggunakan takwil. Misalnya Imam Al-Bukhori, dan Imam Ahmad bin Hanbal,” terang Ketua Aswaja NU Center Jombang Yusuf Suharto kepada para peserta Gebyar Pelajar Nahdlatul Ulama 2014 di pesantren Babussalam, Kalibening, Mojoagung Jombang, Jumat (12/6) sore.
Pada gebyar yang diselenggrakan IPNU-IPPNU Jombang dan LP Ma’arif Jombang, Yusuf menyebutkan sejumlah ayat yang ditakwil Imam Ahmad, “Imam Al-Baihaqi dalam ‘Manaqib Ahmad’ meriwayatkan bahwa Imam Ahmad ibn Hanbal menakwil ayat wa ja’a robbuka dalam surat al-Fajar dengan ‘ja’a tsawabuhu’ (telah datang pahala-Nya),” ujar Yusuf.
Alumni pesantren Denanyar ini juga mengutip Imam Abu Manshur Al-Baghdady dalam Al-Farqu Baynal Firaq yang menyebutkan, ulama Ahlussunnah wal Jama’ah telah sepakat bahwa Allah ada tanpa membutuhkan tempat, arah, dan waktu.
“Wa ‘ajma’u ala annahu la yahwihi makanun wa la yajri ‘alaihi zamanun (Ahlussunnah Wal Jama'ah juga bersepakat, bahwa Allah itu tidak diliputi oleh tempat dan tidak dilalui oleh zaman).” (Budi Purnawan/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
2
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
3
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
4
Kajian Lengkap Kriteria Miskin bagi Pekerja dalam Bab Zakat
5
3 Hakim Nyatakan Dissenting Opinion, Paslon 01 dan 03 Terima Putusan MK
6
Kasus DBD Melonjak, Berikut Cara Pencegahannya Menurut Dokter
Terkini
Lihat Semua