Daerah

Umara Harus Perhatian Kepada NU

NU Online  ·  Selasa, 5 Maret 2019 | 10:00 WIB

Umara Harus Perhatian Kepada NU

Ketua PCNU Kota Bekasi, KH Madinah

Bekasi, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi Jawa Barat KH Madinah berpesan kepada pemerintah setempat agar bersinergi dan turut membantu kegiatan organisasi NU. 

"Kalau ada anggaran, silakan NU dibantu, biar kegiatannya lancar, semakin banyak semakin baik bagi NU," tegas Kiai Madinah, dengan dialek Betawi-Bekasi yang menjadi ciri khasnya.

Hal itu dikatakan dalam peringatan Harlah ke-93 NU sekaligus Pelantikan jajaran Pengurus MWCNU Mustikajaya, di Pendopo Kantor Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, pada Ahad (3/3) malam.

Pada intinya, ia melanjutkan, bahwa ada sebuah ungkapan, sebaik-baik umara adalah yang sering mendatangi ulama. "Maka tugas dari pemerintah itu membantu kegiatan-kegiatan NU," kata Pengasuh Pesantren Miftahul Madaniyyah, Jatiasih ini.

Menurutnya, NU adalah organisasi yang sangat besar, baik jumlah maupun peran untuk bangsa dan negara. "Insyaallah, Allah akan membantu semua urusan kita," paparnya.

KH Madinah berpesan kepada pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Mustikajaya, untuk senantiasa merawat organisasi NU. Ia juga mengatakan bahwa jangan pernah takut miskin. Sebab, merawat NU sama dengan membantu agama Allah. "Semua urusan kita pasti dimudahkan kalau membantu agama Allah," katanya.

Rais Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat Ustadz Rohidi mengatakan, ia bersama pengurus akan fokus jalankan program dalam rangka memperkuat ekonomi kerakyatan.

"Walaupun usaha kecil-kecilan, yakni menjual berbagai atribut ke-NU-an seperti sarung, peci, kemeja, emblem, hingga bros berlogo NU setidaknya langkah ini bisa untuk menghidupi kegiatan organisasi," katanya.

Dirinya menekankan kepada seluruh pengurus yang baru dilantik agar tidak pernah lelah dalam upaya mengembangkan NU di Mustikajaya. Menurutnya, masih banyak yang malu mengaku atau menggunakan identitas sebagai NU. Namun ia menegaskan, sebagai bagian dari pengurus NU semestinya ada rasa bangga menggunakan baju kebesaran NU. "Gak usah malu, kita harus berani mengatakan sebagai ahlul haq atau orang-orang yang membawa kebenaran," katanya.

Ustadz Rohidi kepada NU Online, Senin (4/3) mengatakan, NU dibangun oleh para ulama yang mumpuni secara keilmuan dan kealimannya. Maka, tak ada alasan untuk tidak bangga menghidupi NU. "NU dibangun bukan oleh orang-orang stres. Jadi gak usah malu," tandasnya. (Aru Elgete/Muiz)