Surabaya, NU Online
Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Banser Jawa Tmur Yunianto Wahyudi, meminta kepada seluruh anggota Banser se-Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal tersebut menyusul adanya kejadian khusus di Sukoharjo, di mana ada bom bunuh diri di depan pos polisi setempat.
"Kami minta seluruh jajaran Banser di Jatim meningkatkan kewaspadaan khususnya bagi sahabat Banser yang sedang bertugas di pos mudik masing masing," kata Yunianto Wahyudi, Selasa (4/6).
Menurutnya, bom bunuh diri yang dilakukan pihak tidak bertanggungjawab sebagai hal yang harus dimaknai sebagai sarana introspeksi diri. “Yakni dengan meningkatkan kewaspadaan agar kejadian serupa tidak terjadi di kawasan manapun,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Masteng panggilan akrabnya, seluruh kepala satuaan agar terus menerus melakukan koordinasi dengan jajaran TNI dan Polri terkait situasi dan kondisi terkini di masing masing Satkorcab dan lokasi.
"Tingkat dan lakukan koordinasi dengan aparat terkait situasi dan kondisi," pinta Masteng.
Menurutnya, hal tersebut sebagai langkah penting agar koordinasi di lapangan berjalan sesuai harapan. “Karena semakin rapi, maka akan berdampak baik bagi suasana di lapangan,” sergahnya.
Untuk memastikan keterlibatan Banser dalam kegiatan ini, maka mengenakan baju kebesaran sebagai tindakan tepat. Baik saat menjaga masjid maupun lapangan yang tengah diselenggarakan kegiatan shalat Idul Fitri. "Berseragam Banser untuk menjaga masjid dan tempat yang jadi lokasi shalat Idul Fitri," harap Masteng.
Kepala Satuan Khusus Basada (Banser Husada) Satkornas Banser itu mengemukaan bahwa saat ini harus mulai ditingkatkan kewaspadaan. “Demi memastikan bahwa kaum Muslimin bisa melaksanakan ibadah berupa shalat Idul Fitri dan aktivitas lainnya dengan aman,” tegasnya.
Karena selama hari raya ini, akan banyak rangkaian kegiatan yang tentu saja melibatkan masyarakat secara massal. Dari mulai shalat Id, acara silaturahim yang tentu saja akan menghiasi keseharian Idul Fitri.
“Oleh sebab itu jangan sampai lengah, dan manfaatkan semua ini sebagai bentuk kepedulian dan keterpanggilan kepada agama, bangsa dan negera,” pungkasnya. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)