Warga Lintas Agama Karangdoro Rayakan HUT RI dengan Khataman al-Qur’an
NU Online · Senin, 18 Agustus 2014 | 23:01 WIB
Banyuwangi, NU Online
Keharmonisan masyarakat tampak saat puluhan warga pemeluk Islam, Kristen dan Hindu di Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar tasyakuran memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-69 di Balai Desa setempat.
<>
Seusai Supriyadi, Kepala Desa Karangdoro, memberikan sambutan, perayaan tasyakuran menyambut HUT kemerdekaan RI yang berlangsung Sabtu (16/8) malam ini berlanjut dengan khataman al-Qur’an, tahlil, dan ditutup dengan makan bersama.
Di balik terjalinnya hubungan yang harmonis antarwarga dari lintas agama di Desa Karangdono bukanlah tanpa sebab. Menurut Azizi Rohman, salah satu warga mengatakan, kesadaran masyarakat yang masih menjalankan tradisi yang ditinggalkan oleh nenek moyang mereka, sehingga timbul kepercayaan bila tidak menjalankan tradisi-tradisi tersebut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Meski hidup di era yang serba individualis, lanjut Azizi, mereka dengan semangat masih melestarikan budaya gotong royong dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat ada tetangga mempunyai hajat akan membangun rumah, pernikahan, khitanan, kelahiran anak, hingga ritual pascakematian.
“Dengan penuh kesadaran dan ketulusan mereka rela meluangkan rutinitas kesehariannya demi membantu tetangganya,” ujar santri Pesantren Darussalam kepada NU Online, Ahad (17/8).
Adapun kegiatan khataman Qur’an dan tahlilan dalam memperingati hari kemerdekaan, pria yang kini nyantri di pesantren Darussalam, Banyuwangi ini memandang hal tersebut tidak lepas dari peran Kiai Mukhtar Syafaat penyebar ajaran Islam di kawasan Banyuwangi.
“Karena yang pada masa-masa awal kemerdekaan masyarakat Banyuwangi belum mengenal Islam dengan mendalam, hingga sekarang sedikit demi sedikit terbimbing dan mulai mengenal ajaran-ajaran Islam,” tambah Azizi.
Dengan perantara khataman Qur’an ini, Azizi menilai masyarakat percaya bahwa hal tersebut dapat menjadikan Banyuwangi dan umumnya masyarakat Indonesia dapat tetap aman, tentram dan gemah ripah loh jinawi.
Dalam momentum tasyakuran ini, Azizi berharap Indonesia dengan budaya luhurnya dapat terjaga dan tidak hanyut oleh arus kapitalis dan modernitas.
“Semoga di tengah hiruk pikuk modernitas, mereka selalu konsisten menjaga tradisi dan budaya yang sudah dijalankan leluhur nenek moyang kita selama ribuan tahun sebagai wong Jowo yang luhur budi pekertinya,” harapnya. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua