Warga NU Harus Warisi Dakwah Menyejukkan Wali Songo
NU Online · Ahad, 4 Juni 2017 | 20:03 WIB
Ketika ditanya siapa yang memiliki jasa besar dalam dakwah penyebaran Islam dengan santun dan ramah di Nusantara ini, jawabannya adalah para Wali Songo dan ulama Nusantara yang berdakwah dengan pendekatan hati dan menggunakan metode tradisional.
Dengan mengaplikasikan metode tradisional dan strategi dakwah via sentuhan budaya, para Wali Songo berhasil diterima keberadaannya oleh masyarakat pribumi pada waktu itu yang masih banyak menganut paham animisme.
"Metode inilah yang sampai sekarang digunakan oleh para ulama Nahdlatul Ulama dalam memberikan kesejukan kepada umat serta menegaskan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin," demikian dikatakan Ketua PCNU Pringsewu H. Taufiqurrohim, Sabtu (3/6/17).
Metode para Wali Songo, lanjutnya, sangat tepat karena masyarakat merasa tidak diintervensi, tidak disalahkan, dikafirkan. Dengan demikian, mereka aka merasakan sendiri bahwa Islam adalah agama yang damai. Dengan perasaan ini, mereka akan dengan cepat mendapatkan petunjuk dan rahmat dari Allah SWT.
"Wali Songo hadir tidak dengan pertikaian dulu menghadapi penduduk pribumi. Wali Songo tidak serta merta melarang budaya-budaya yang dimiliki masyarakat setempat. Malah mencoba sentuhan Islam diwujudkan dalam budaya-budaya tersebut," katanya di depan pengurus dan warga NU Kecamatan Banyumas saat kunjungan Safari Ramadhan di Masjid Nurul Muttaqien Desa Banyuwangi.
Berbeda dengan dakwah saat ini, lanjutnya, tidak jarang dapat dilihat bersama, bagaimana dakwah yang dilakukan kelompok tertentu harus menghadapi pertentangan dan pertikaian karena mengusung metode dakwah yang kaku dan tidak toleran terhadap budaya lokal.
"Dakwah mereka tidak dengan ramah tapi dengan marah," katanya.
Oleh karenanya, ia mengajak warga NU untuk bersama mewarisi metode dakwah para Wali Songo dengan menyebarkan Islam yang santun, ramah, berkarakter dan berkeadilan.
"Kita warga NU harus mewarisi metode dakwah para Wali Songo dan keberadaan NU sudah ditunggu-tunggu oleh umat Islam untuk berdakwah dengan kesejukan," katanya.
Adapun lahan dakwah di zaman sekarang ini, ujarnya, semakin kompleks dan variatif. Dakwah tidak hanya dapat dilakukan di dunia nyata, namun saat ini dapat dilakukan lewat dunia maya.
"Internet dan media sosial saat ini memiliki peran strategis dalam berdakwah sehingga mari perkuat internet dengan konten-konten positif aswaja khususnya untuk para generasi muda agar tidak tergerus dengan arus modernisasi," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua