Humor

Memakai Sandal Tamu

Ahad, 7 Juli 2019 | 01:35 WIB

Ada orang bertamu ke rumah sahabatnya yang dikenal sangat pelit. Ketika tamu itu sampai, tuan rumah langsung memanggil anaknya. Dia berkata kepada anaknya untuk menjamu tamunya dengan maksimal.

“Anakku, kita kedatangan tamu mulia. Aku sangat menyukai tamu ini. Tolong kamu belikan setengah kilo daging yang paling bagus.”

Sang anak segera pergi untuk membeli daging yang paling bagus, sesuai perintah ayahnya. Beberapa waktu kemudian sang anak kembali ke rumah, dan tidak membawa apa-apa.

“Mana dagingnya?” tanya ayahnya.

“Aku datang ke tukang daging, aku katakan agar dia memberi daging yang paling bagus. Tukang daging itu mengatakan bahwa dia akan memberikan daging yang paling bagus yang rasanya seperti keju,” jawab anaknya.

Dalam pikiranku, anaknya melanjutkan cerita kepada ayahnya, “Kalau begitu, kenapa aku tidak beli keju saja daripada daging.”

Aku segera pergi kepada tukang keju. Aku katakan kepadanya agar dia memberikan keju yang paling bagus. Tukang keju menyatakan bahwa dia punya keju yang paling bagus dan rasanya seperti jus asam yang sangat kental dan segar.

“Jika demikian, kenapa aku tidak beli jus asam saja daripada keju,” kataku dalam hati.

Aku segera pergi kepada tukang jus asam. Aku meminta jus asam yang paling enak dan paling segar. Tukang jus asam itu mengatakan bahwa dia punya jus asam yang paling segar dan jernih, seolah jus itu adalah air yang sangat jernih.

“Aku pikir, jika demikian, kita punya air jernih di rumah,” kataku.

“Begitulah ceritanya hingga aku kembali dan tidak membeli apa-apa Yah,” kata sang anak.

“Kamu memang anak yang sangat cerdas. Tapi ada satu hal yang tidak kamu sadari. Kamu telah merusak sandalmu karena mondar-mandir,” kata ayahnya.

“Tidak, ayah. Yang aku pakai ini adalah sandal milik tamu kita.”

***

Cerita ini disadur oleh Wakil Katib Syuriyah PWNU KH Muhammad Taufik Damas dari Kitab Al-Bukhala (Kisah Orang-orang Pelit) karya Abu Ustman Amr ibn Bahr Al-Jahizh. Judul artikel ini diberikan oleh penyadur.