Adzan berkumandang di kompleks Pesantren Tegalsari. Waktunya untuk sholat dzuhur. Namun, dua sahabat Mahmud dan Joko, bukanya pergi mengambil wudhu, melainkan pergi ke kantin pondok.<>
“Lho kang, ayo ke masjid!”
“Bentar Jok. Kan kalau hendak shalat, merasa lapar. Kita boleh makan dulu, biar shalatnya bisa lebih konsentrasi,” jawab Mahmud.
Joko pun mengiyakan ajakan temannya itu, disamping ia pernah mendengar keterangan itu pada kajian fiqh. Kebetulan perutnya juga ikutan lapar, maklum tadi habis ikut ro’an (kerja bakti).
Keduanya akhirnya makan sampai selesai. Joko langsung membayar, untuk segera menuju ke masjid. Tapi Mahmud, belum ada tanda-tanda beranjak dari kursinya.
“Ayo, Kang. Kalau tadi aku sepakat alasan untuk makan dulu. Lha sekarang kok tetap menunda-nunda lagi, sampeyan mau ndalil apa lagi?
“Ndak ada Jok, nek saiki mung kewaregen (sekarang kekenyangan), nanti shalatnya ndak konsen,”
“Walah, wes tak tinggal wae! (kalau begitu kutinggal saja!)” Ajie Najmuddin
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua