Humor

Nyamar Keamanan Ditipu Tukang Ghasab

Sab, 9 September 2017 | 02:01 WIB

Kehidupan di pesantren tidak hanya dipenuhi perilaku baik. Namun, juga ada kelakuan kaum bersarung yang biasa dilakukan tetapi tak pantas menjadi kebiasaan. Salah satu kelakuan tersebut adalah ghasab.

Perilaku meminjam tanpa izin pemilik barang ini sungguh keterlaluan. Bagaimana tidak, korban ghosob pasti saja merasa dirugikan dan jengkel bukan kepalang.

Kejadian ghasab tersebut ternyata juga menimpa kang Andik. Kang Andik yang tak suka menggosob sering kali justru menjadi korban dari perilaku tukang ghasab. 

Kali ini sandal kang Andik yang berhasil dibawa tukang ghasab. Kang Andik yang terpaksa butuh sandal, akhirnya mengalah dengan memberi sandal baru. Tak sekadar membeli sandal, kali ini kang Andik punya trik jitu untuk menghadapi tukang ghasab yang menjengkelkan.

"Lihat saja nanti tak akan ada yang berani mengghasab sandalku lagi," gerutu Kang Andik dalam hati. 
Tak menunggu waktu lama, langsung saja kang Andik laksanakan triknya. Sandal baru yang ia miliki. Merupakan sandal yang populer dikalangan santri. 

Dengan bermerekan Swallow sandal kang Andik ditulisi satu per satu huruf. Mulai dari huruf k, kemudian e, a, m, a, n, a, hingga n kembali. Sehingga lengkaplah susunan kata tersebut menjadi “keamanan”.

Memang kang Andik bukan pengurus keamanan. Namun, kang Andik yakin trik yang baru saja ia lakukan pasti manjur untuk menangkal tukang ghasab. 

"Tukang ghosob mana yang berani mengghasab sandal keamanan, pasti tak ada. Dan sandalku pasti aman selamanya haha," lirih kang Andik dengan puas. Ia tinggalkan sandalnya di depan kamar tanpa perasaan takut sedikitpun.

Sehari berselang ternyata dugaan kang Andik salah. Sandal yang ia taruh di depan kamar hilang dari pandangan mata. "Sialan punya keamanan masih diambil juga sama tukang ghasab," batin kang Andik heran bukan kepalang.
 
Alih-alih menatapi nasib, kang Andik yang sedih menatap ke atas langit. Namun tiba-tiba kang Andik kaget sekali. Sandal yang baru ia beli sehari lalu ternyata ada di atas genteng.

Akhirnya setelah kang Andik berpikir lama. Mencari jawaban atas kejadian ganjil yang baru saja dialami. Kang Andik tersenyum sambil berkata dalam hati.

"Pantas saja ada di atas genteng. Lha keamanan kan banyak yang gak suka. Pasti yang buang ke atas genteng salah satu dari mereka (tukang ghasab), kurang ngajar!" (Aldi Rizki Khoiruddin)