"Mbah Munawir poligami. Kenapa anak-cucunya, kayaknya tidak ada yang poligami? Panjenengan juga tidak poligami. Kenapa Mbah?" saya bertanya pada KH Warsun Munawir, pengasuh Pesantren Krapyak, Jogjakarta.
<>
Mendengar pertanyaan itu, Mbah Warsun, penulis kamus Al-Munawir dan pengasuh Pesantren Krapyak, hanya tertawa kecil. M. Imam Aziz, Entjeng Sobirin Najd, Imdadun Rahmat, dan Usman Ali, juga tertawa.
”Suatu hari saya kumpul dengan para kiai di Jawa Timur, pada waktu itu ada Pak Alwi Shihab. Beberapa kiai yang kumpul mempraktekkan poligami,” Mbah Warsun, 77 tahun, mulai cerita.
”Saya bilang ke Pak Alwi. Sini Pak, duduk sama saya saja. Poligami itu nular,” Mbah Warsun tertawa berderai-derai sambil menutupi separuh mukanya. Kami juga tertawa. (Hamzah Sahal)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
5
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
6
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
Terkini
Lihat Semua