Suatu hari, rombongan asal Kudus berziarah ke makam Mbah Kholil Bangkalan Madura. Ketika turun dari bus pada tengah malam, diantara mereka tidak langsung berziarah ke makam itu melainkan masuk ke sebuah warung nasi.<>
“Bu, nasi ada ya, menunya apa?” kata salah seorang peziarah Marno memesan nasi pada penjaga warung.
“Wah maaf mas, nasinya sobung,” jawab ibu penjual dengan bahasa Madura asli.
“Nggih sop bong tidak apa-apa, saya suka kok bu,” sahut Marno sambil duduk.
“Sobung mas, sobung,” jawab ibu penjual nasi lagi
“Ya bu, sop bong,” ujar Marno lagi.
Si penjual terbengong meilhat Marno dan kawannya masih menunggu. Dalam hati Marno juga bertanya-tanya, kenapa tidak segera dilayani nasi.
“Mas, nasinya habis jadi tidak bisa melayani,” jawab suami pemilik warung memberikan penjelasan.
“Kok gak bilang dari tadi pak, malah si Ibu tadi nawari nasi Sop Bong?”tanya Marno.
“Ibu tadi bilang sobung mas. dalam bahasa sini (Madura) itu artinya habis,” jawab bapak tadi.
“Oalah, saya kira nasi sobung itu nasi dengan sayur sop bong (bambu muda). Nggih mpun pareng,”gerutu Marno pamit sambil keluar warung. (Qomarul Adib)
Terpopuler
1
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
2
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Demo ODOL, Massa Aksi akan Jejerkan 300 Truk dari Kantor Kemenhub hingga Kemenko IPK
5
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
6
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
Terkini
Lihat Semua