Jakarta, NU Online
Sebanyak 17 anggota keluarga yang sempat bergabung ISIS di Suriah lalu dideportasi oleh otoritas di sana, kini berada di Irak dan sedang menjalin komunikasi dengan pemerintah Indonesia.
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M. Fachir mengatakan, belasan orang itu, termasuk remaja dan anak-anak, sekarang dalam kondisi selamat namun mengalami perjalanan yang tak mudah.
Hal tersebut dikarenakan pemerintah Irak hanya memegang kendali sebagian wilayah Irak, beberapa daerah lain dikuasai pasukan Kurdi Irak, sementara sisanya dipegang tentara pemerintah dan berbagai milisi.
Menurut Fachir, keluarga eks-pengikut ISIS itu harus berurusan dengan serentetan otoritas tersebut dengan karakteristik yang berbeda.
"Perwakilan kami di Baghdad berusaha mengawasi proses ini," kata Fachir, Jumat (11/8), sebagaimana dilansir AP. "Tapi tentu saja, kita harus benar-benar mengerti situasinya."
Seperti diwartakan, ketujuh belas WNI telah diserahkan pejabat Kurdi Suriah ke perwakilan otoritas Indonesia pada Selasa kemarin di persimpangan perbatasan Suriah-Irak.
Dari pantauan NU Online, di media sosial, sebagian warganet mencemooh keputusan mereka berangkat ke Suriah lantaran terbuai dengan propaganda ISIS, dan menolak rencana kepulangan mereka. Sementara beberapa orang lainnya optimis bahwa eks-pengikut ISIS ini masih bisa dibenahi. (Red: Mahbib)