Internasional

Ki Ageng Ganjur Tampil Memukau di Hamburg

Kam, 5 April 2018 | 22:30 WIB

Hamburg, NU Online
Adalah grup musik Ki Ageng Ganjur (KAG) yang didirikan oleh Zastrouw Al-Ngatawi sejak tahun 1996 atas anjuran KH Abdurrahman Wahid yang ingin membawa setidaknya dua misi penting saat lawatannya ke Eropa selama dua minggu mulai akhir bulan Maret 2018 ini.

Misi pertama ialah tujuan umum untuk mempererat persaudaraan dan perdamaian antar iman dan antar bangsa. Sedangkan misi kedua yaitu tujuan khusus untuk memperluas pemahaman masyarakat umum mengenai perkembangan Islam di Indonesia yang memiliki karakter toleran (tasammuh), moderat (tawassuth), dan seimbang (tawazzun). Kedua misi ini ingin dicapai melalui sebuah pagelaran seni budaya yang pada akhirnya merupakan sebuah usaha untuk mewujudkan wajah Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hamburg bersama-sama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman, didukung oleh Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) Jerman, menyambut baik ide ini dengan mengadakan sebuah pagelaran seni budaya dengan KAG sebagai bintang tamu pada Selasa (3/4).

Beberapa hari sebelumnya, atas inisiasi PCINU Belgia dan PCINU Belanda, KAG telah berhasil mempesona publik di KBRI Belgia, Universitas Amsterdam, dan juga Masjid Al-Hikmah Amsterdam. Terlebih saat di Universitas Amsterdam, kursi penonton yang berjumlah 200 orang bahkan telah penuh sesak sejak sebelum acara dimulai.

KAG tiba di Hamburg, Jerman, (2/4)sekitar pukul 17.00  waktu setempat. Rombongan disambut oleh Konsul Penerangan, Sosial, dan Kebudayaan Sri Dewi Kuntarti beserta jajaran KJRI Hamburg dan PCINU Jerman di gedung KJRI Hamburg Jalan Bebelallee 15.

KAG kemudian menyiapkan seting panggung sekaligus load-in peralatan-peralatan yang dibawa dari Indonesia, di antaranya lima buah saron, satu buah demung, seruling, gendang dan juga beberapa buah rebana. Selanjutnya sekitar pukul 7 malam, KAG bertolak menuju Wisma KJRI Hamburg, dan disambut dengan hangat oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia Bambang Susanto sekeluarga dalam sebuah acara ramah tamah.

Esok harinya, ditemani oleh Muller Manalu dari IASI dan beberapa rekan PCINU Jerman, KAG mengunjungi beberapa lokasi bersejarah kota Hamburg dan juga Universitas Hamburg untuk sit-in di kelas Bahasa Indonesia yang diasuh oleh Yanti Mirdayanti. KAG kemudian kembali menuju gedung KJRI Hamburg untuk check sound sebelum kemudian para hadirin mulai hadir memenuhi ruangan pukul 18:00.

Di antara yang hadir terdapat beberapa undangan diplomat dari negara-negara sahabat serta beberapa akademisi seperti Jan van der Putten, Kepala Studi Austronesian di Departemen Asia Tenggara, Institut Asia-Afrika, Universitas Hamburg, Karen Stadtlander, Presiden Asosiasi Jerman-Indonesia di Hamburg, Tanja Heuer, koordinator pendidikan dan budaya untuk pengungsi di badan "Stadtkultur e. V." sebagai proyek dari senat kota Hamburg, dan juga Prof. Dr.-Ing. Hendro Wicaksono dari Universitas Jacobs Bremen.

Acara pagelaran seni budaya ini kemudian dibuka tepat pada pukul 18:30 dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Mel Shandy. Penyanyi yang juga dikenal sebagai 'Lady Rocker' yang turut dalam tur KAG di Eropa kali ini membaca surat Ali-Imron 102-108 yang ia hapal di luar kepala. Tak lama kemudian, Indonesia Raya dinyanyikan oleh segenap hadirin yang hadir sebelum kemudian Bambang Susanto selaku Konsul Jenderal memberikan sambutannya.

Pak Bambang, panggilan akrabnya, menekankan bahwa Islam yang damai, toleran, dan anti kekerasan bisa diwujudkan melalui hal semacam pagelaran budaya dan seni ini.

"Pada saat yang sama, keragaman budaya Indonesia dapat ditampilkan," imbuhnya.

Dalam penampilan kali ini, KAG dengan apik membawakan beberapa nomor hasil eksplorasi atas syair Burdah juga shalawat Nariyah dan syair-syair lainnya. Syair-syair ini merupakan beberapa bentuk puji-pujian yang sering dilantukan oleh masyarakat Islam tradisional di surau maupun masjid yang kemudian diaransemen dengan warna tradisional sekaligus kontemporer.

Tak kalah memukau, mereka juga menampilkan lagu-lagu tradisional seperti Lir-Ilir, medley Nusantara hingga Barokallah yang dipopulerkan oleh Maher Zain.

Terdapat dua hal menarik dalam penampilan KAG kali ini. Pertama, saat membawakan Ya Rasulullah, seorang hadirin dari Syria, Hani Zyada, secara spontan turut menyanyikan sebuah bait bersama Mel Shandy. Di akhir acara, pemain gitar sekaligus penyanyi yang mengungsi dari Syria karena konflik ini menjelaskan bahwa ia sangat bahagia saat menemukan tradisi dari kampung halamannya yang tak ia sangka dapat ditampilkan di Jerman oleh orang-orang Indonesia.

Ia sangat takjub melihat budaya Indonesia yang unsur Islamnya kuat dan ia merasa damai, nyaman, tak dibedakan, meskipun berada ditengah-tengah sekitar 150 hadirin yang mayoritas bukan berasal dari negaranya. Hal menarik kedua terjadi saat Pak Bambang turut memeriahkan pagelaran malam itu dengan mempersembahkan sebuah lagu bersama KAG bertajuk Pertemuan Malam Ini yang kemudian diikuti oleh seluruh hadirin.

Acara yang diselingi dengan penampilan grup band lokal The Toffi dan tarian merak oleh dua orang mahasiswi Indonesia binaan KJRI Hamburg ini kemudian ditutup sebelum pukul 21:00 dengan doa bersama yang dipimpin olehZastrouw Al-Ngatawi dan foto bersama seluruh hadirin dengan senyum merekah tanda suksesnya acara. (Mohammad Rodlin Bilah/Kendi Setiawan)