Kairo, NU Online
Pada akhir tahun lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan meresmikan ‘Kesepakatan Abad Ini’ untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina beberapa bulan mendatang. Pernyataan itu disampaikan Trump ketika bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York.
Pada saat itu, Trump menegaskan dukungannya kepada Israel dan menyatakan kebijakan dua negara sebagai adalah kebijakan yang terbaik untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Sampai saat ini, AS memang belum merilis detail tentang ‘Kesepakatan Abad Ini’. Namun media-media AS melaporkan bahwa dalam kebijakan itu Palestina hanya akan diakui sebagai wilayah istimewa dan menjadi bagian Israel, bukan negara yang merdeka.
Dalam kebijakan ‘Kesepakatan Abad Ini’ diperkirakan AS juga akan menyerahkan pengelolaan Yerusalem Timur kepada Israel dan memastikan keberlangsungan permukinan Israel di Tepi Barat.
Para menteri luar negeri Liga Arab menolak segala bentuk kebijakan atau rencana yang tidak menghormati hak-hak rakyat Palestina. Sebagaimana diberitakan kantor berita Anadolu, Senin (22/4), Liga Arab menilai, rencana ‘Kebijakan Abad Ini’ usulan AS tidak akan pernah memberikan perdamaian yang abadi di Timur Tengah. Karena bagaimanapun kebijakan itu tidak memberikan hak-hak rakyat Palestina seperti mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, melepaskan tawanan, dan memberikan kompensasi bagi para pengungsi Palestina.
Pada kesempatan itu, Liga Arab juga mendesak berbagai macam kelompok Palestina untuk membangun rekonsiliasi nasional dan menyelenggarakan pemilihan umum. (Red: Muchlishon)