Internasional

Misi Haji India Manfaatkan Perangkat Teknologi Canggih

Sel, 19 Agustus 2014 | 19:23 WIB

Jakarta, NU Online
Misi Haji India telah memperkenalkan beberapa langkah berteknologi canggih untuk memfasilitasi perjalanan ziarah 136.000 orang India untuk haji tahun ini. 
<>
"Kami akan memanfaatkan setiap bentuk teknologi baru, dari Google Maps dan aplikasi smartphone, Facebook, YouTube dan pesan teks, untuk membuat perjalanan jamaah kita senyaman mungkin," kata Konsul Jenderal India BS Mubarak pada konferensi pers pada hari Senin, sebagaimana dilansir oleh Arab News

"Idenya adalah untuk menggunakan setiap alat yang tersedia dan gadget untuk menjaga jamaah dalam lingkaran komunikasi kami." 

Setelah konsul haji di Jeddah 2008-2011, Mubarak sangat menyadari tantangan yang dihadapi para peziarah. 

"Salah satu masalah utama yang peziarah India temui selama haji adalah tersesat di jalan dan tidak mampu untuk menemukan akomodasi mereka, terutama di Mina, yang mana sebagian besar ritual dilakukan," katanya. 

Sebuah aplikasi smartphone user-friendly yang kompatibel dengan sistem operasi baik Android dan Apple telah diluncurkan untuk mengatasi masalah ini. Dijuluki "India Haji Akomodasi Locator," aplikasi ini memiliki ikon yang berbeda yang mencerminkan warna bendera India. Aplikasi ini dapat didownload secara gratis melalui Google Play Store dan iTunes. 

"Setelah di-download, yang harus Anda lakukan adalah klik pada icon aplikasi dan masukkan nomor penutup haji atau nomor paspor dan Anda akan mendapatkan rincian lengkap tentang akomodasi mereka, termasuk nomor bangunan, jumlah tenda atau 'maktab' (kantor) nomor, ditambah peta jalan biasa yang akan membawa Anda ke lokasi mereka, baik di Makkah, Mina atau Madinah, "kata Mubarak. 

Konsul jenderal mengatakan setiap peziarah yang datang dari India disediakan kartu SIM ponsel Saudi yang mereka mengaktifkan ketika tiba disana. 

"Konektivitas tidak masalah sama sekali," katanya. "Kami mengirim SMS ke nomor tersebut untuk menjaga jamaah kami dengan informasi tentang perkembangan penting dan segera." 

Mubarak mengakui bahwa sebagian besar jamaah tidak menyadari teknologi baru atau bahkan gadget terbaru. 

"Tidak semua orang memiliki smartphone dan tidak setiap peziarah memiliki sarana untuk men-download aplikasi atau memahami kompleksitas," kata dia. 

"Namun, ada ratusan relawan siap untuk membantu peziarah, tetapi para peziarah sendiri tidak dalam posisi untuk menjelaskan lokasi mereka yang tepat." 

Peziarah dan relawan sering berbicara dalam bahasa India yang berbeda, yang membuat komunikasi menjadi sulit. 

"Setiap relawan hanya dapat melihat nomor pada gelang baja peziarah yang dia pakai setiap saat dan memencet rincian tersebut untuk mengetahui lokasi yang yang tepat," katanya. 

"Kami melakukan ini untuk pertama kalinya. Kita mungkin mengalami masalah, tapi mandat misi saya adalah untuk meminimalkan penderitaan jamaah."

Dari 136.020 peziarah yang tiba di Saudi tahun ini, 100.020 yang datang melalui Komite Haji India, sedangkan sisanya dibawa oleh operator tur perjalanan haji, dikenal sebagai PTOs. 

Penerbangan pertama jamaah haji India akan tiba di Madinah pada 27 Agustus dari Kolkata, sedangkan penerbangan pertama di Jeddah akan tiba pada 7 September dari Aurangabad di Maharashtra. 

Saudi Arabian Airlines dan Air India akan mengangkut jamaah haji dari 21 embarkasi di India, termasuk Varanasi, Delhi, Hyderabad, Aurangabad, Mumbai, Kolkata, Lucknow, Bangalore, Bhopal, Calicut, Goa, Guwahati, Mangalore, Chennai, Ahmedabad, Indore, Jaipur dan Nagpur. 

Lebih dari 55.000 jamaah akan mendarat di Madinah, sedangkan 44,810 akan mendarat di Terminal Haji bandara Jeddah. Yang mengejutkan, 13,127 jamaah berusia di atas 70 tahun "Kami melakukan upaya ekstra untuk warga senior," kata Mubarak. "Kami berusaha menampung mereka di gedung-gedung yang memiliki akses yang mudah dan dekat dengan Masjidil Haram," katanya. 

Peziarah telah dibagi menjadi dua kategori. Mereka yang berada di kategori premium "hijau" akan ditempatkan di Makkah pada bangunan yang berada dalam 1.500 meter dari halaman luar Masjiddil Haram. Yang lain akan ditampung di kawasan Aziziah terdekat. "Layanan transportasi reguler dan bebas telah disediakan untuk jamaah di Aziziah," katanya. 

Arab Saudi telah mengurangi kuota haji untuk jamaah yang datang dari luar negeri sebesar 20 persen karena adanya perluasan di Masjidil Haram. Ini adalah tahun kedua yang kuota telah dipotong, dan kuota tetap dikurangi selama haji tahun depan. 

"Namun, dari tahun 2016, kami berharap kuota kembali normal," kata Mubarak. (mukafi niam)