PCINU Australia-New Zealand Undang Intelektual Mubalighah Keliling
NU Online · Sabtu, 12 Juli 2014 | 20:56 WIB
Victoria, NU Online
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand (PCINU ANZ) tahun ini mengadakan Safari Ramadhan (3-27 Juli 2014). Kegiatan ini dirancang untuk mengisi kehausan komunitas muslim Indonesia di akan siraman ruhani yang berkualitas dan relevan dengan kondisi mereka.
Relevan menjadi kata kunci di sini, karena sebagai minoritas mereka menghadapi banyak tantangan dalam menjalankan ajaran Islam. âIni tentu berbeda dengan masyarakat muslim yang hidup di Indonesia, yang nyaris tanpa menghadapi kendala sama sekali, karena memang mayoritas Islamâ, tukas Ketua Tanfidziyah PCINU ANZ, Mokhamad Nur.
Menurutnya, Islam ala NU yang mengusung Islam Rahmatan lil âAlamin dinilai cukup pas dengan kondisi di sini. Makanya kegiatan ini selalu dinantikan oleh warga setempat dan PCINU ANZ berusaha melaksanakannya secara rutin setiap tahun.
Rangkaian safari kali ini diawali dari Perth (3-6 Juli), Adelaide (6-10 Juli), Sydney (10-13 Juli), Melbourne (13-17 Juli), Canberra (17-20 Juli), Brisbane (20-24 Juli) dan diakhiri di Auckland New Zealand (24-27 Juli).
Dalam serangkaian kegiatan yang padat tersebut, penceramah mengunjungi dan menyampaikan materi di majlis taâlim, komunitas perempuan muslim, kalangan akademik di kampus, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan juga Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).
Undang Intelektual-cum-Muballighah
Selama beberapa tahun PCINU ANZ menyelenggarakan Safari Ramadhan, tahun ini menjadi istimewa. Yang membuat Safari Ramadhan kali ini menjadi istimewa adalah PCINU ANZ mengundang intelektual yang juga muballighah (mubaligh perempuan). Di adalah Dr. Faizah Ali Syibromalisi, pakar tafsir dari UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.
Menurut Mokhamad Nur, mengundang perempuan bukan tanpa alasan. âSecara implisit kami PCINU ANZ ingin mempertegas bahwa perempuan banyak yang memiliki kapasitas bagus dan memberi kesempatan kepada mereka untuk lebih banyak berkontribusi kepada masyarakatâ.
Menurut mahasiswa Doktoral di Victoria University itu, bila kesempatan luas diberikan kepada perempuan, maka diharapkan ini bisa menjadi bola saju yang menggelindingkan inspirasi kepada perempuan lain untuk terus meningkatkan kapasitas dan lebih kontribusi kepada masyarakat.
Lebih lanjut dia juga menyatakan bahwa penceramah yang diundang sudah dipilih berdasarkan kriteria yang ketat. Bukan hanya mempertimbangkan kapasitas dalam menyampaikan dakwah, tapi yang lebih penting adalah memiliki kapasitas intelektual yang baik. âSehingga nantinya acara yang tersaji bukan hanya sebatas menghibur tapi minim isi, sebagaimana banyak di televisi, tapi yang lebih penting adalah lebih berkualitasâ, pungkasnya. (Samsul Maâarif Mujiharto/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan MuharramÂ
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua