Internasional

PCINU Sudan Tahlilan untuk Syekh Mutamakkin dan KH Sahal Mahfudh

Kam, 13 Oktober 2016 | 03:16 WIB

Khartoum, NU Online 
PCINU Sudan menggelar tahlilan untuk Syekh Ahmad Mutamakkin dan KH Sahal Mahfudhdi di Wisma PCINU Sudan akhir pekan lalu.  Kegiatan yang dan Keluarga Mathali’ul Falah (KMF) Sudan ini dihadiri mahasiswa nahdiyyin dan warga negara Indonesia lainnya. 

Ketua KMF Sudan, Choirul Umam menjelaskan, tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mempererat tali silaturahim dan mengenang jasa para ulama serta guru-guru Matholi’ul Falah.

“Ini juga merupakan salah satu agenda untuk menyambut Hari Santri 2016. Kegiatan ini diharapkan para mahasiswa di Sudan dapat meneladani perjuangan ulama-ulama Matholi’ul Falah dalam menimba ilmu serta mengajarkannya pada masyarakat seperti Syekh Mutamakkin dan Kiai Sahal Mahfudh ini,” lanjutnya.

Rangkaian acara dimulai dengan Khataman Al-Qur’an, tahlil, istighotsah, pembacaan shalawat, shalat ghaib, dan kemudian dilanjutkan dengan sarasehan. Tema yang diangkat dalam sarasehan tersebut adalah “Mengenal Syekh Mutamakkin dan Menyelami Pemikiran Kiai Sahal”.

Narasumber sarasehan, Mustasyar PCINU Sudan Sidik Ismanto Syekh Mutamakkin adalah seorang tokoh agama yang hidup pada abad ke-17. Dari berbagai riwayat disebutkan, pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari, memiliki garis keturunan dengan Syekh Mutamakkin.

Narasumber lain, Rais Syuriyah PCINU Sudan Ribut Nur Huda menggambarkan sosok keduanya dalam sudut pandang yang berbeda. Disamping memiliki wawasan yang luas, mereka juga memiliki strategi dakwah yang luar biasa hebat.

“Pandangan Kiai Sahal bahwa agama harus menjadi motivator dan inisiator kehidupan manusia, telah terbukti kan dengan hasil perubahan dan gagasan fiqih sosial yang beliau wariskan untuk para santri dan ksatria di Indonesia” jelasnya.

Syekh Mutamakkin dan Kiai Sahal memang sudah tidak ada, namun ajaran dan pemikiran mereka akan selalu dikenang dan diteladani oleh Umat Islam Indonesia dan dunia. Bahkan, salah satu kitab karya Kiai Sahal Thoriqatul Hushul ‘ala Ghoyatul Wushul menjadi kitab yang dikaji di Universitas al-Azhar, Mesir. (Hida/Abdullah Alawi)