Internasional

Pertama Setelah Satu Dekade, Masjid Uzbekistan Pakai Pengeras Suara untuk Azan

Sel, 12 Desember 2017 | 09:01 WIB

Tashkent, NU Online
Beberapa masjid di Uzbekistan mulai mengumandangkan azan dengan menggunakan pengeras suara untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir setelah kematian Presiden Islam Karimov tahun lalu. Para imam melakukan itu tanpa meminta izin pemerintah. 

Seperti dikutip Reuters, di bawah kepemimpinan Karimov, imam yang melakukan tindakan seperti itu akan kehilangan pekerjaannya dan bahkan bisa dipenjara. Ini merupakan respon atas keputusan Presiden Shavkat Mirziyoyev yang membebaskan negara pecahan Uni Sovyet tersebut.

Negara-negara Barat dan aktivis Hak Asasi menilai Karimov telah melakukan represi selama dia memerintah Uzbekistan sejak 1989 hingga kematiannya September 2016. Ekspresi keislaman seperti jilbab atau aksesoris yang diidentikkan dengan Islam seperti jenggot dilarang pada saat pemerintahan Karimov. Ia khawatir kalau itu dibiarkan maka negara tersebut akan rentan terhadap militansi Islam. 

Pemerintahan Karimov juga menyalahkan militan karena melakukan pemboman di Tashkent pada 1999 dan kerusuhan di kota Andijan pada 2005. Sekitar dua ratus orang meninggal dalam insiden ini dan ini menjadi peristiwa paling berdarah sejak negara yang penduduknya mayoritas Islam itu memperoleh kemerdekaan dari Uni Sovyet tahun 1991. 

Setelah pasukan pemerintah bentrok dengan massa pengunjuk rasa di Andijan, masjid-masjid di Uzbekistan berhenti menggunakan pengeras suara untuk azan meski praktik tersebut tidak pernah dilarang secara resmi. (Red: Muchlishon Rochmat)