Internasional

Sejak 1967, Israel Tangkap 50 Ribu Lebih Anak Palestina

NU Online  ·  Senin, 29 April 2019 | 10:45 WIB

Yerusalem, NU Online
Kepala Penelitian Komisi Palestina Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Abdel Nasser Farawneh menjelaskan, sejak pendudukan Israel pada 1967 silam ada 50 ribu kasus penangkapan anak kecil Palestina oleh Israel. Jumlah itu termasuk 16.655 kasus penangkapan anak-anak Palestina sejak meletusnya Aksi Perlawanan (Intifada Al-Aqsha) kedua pada 2000.
 
Sebagaimana dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA, Ahad (28/4), Farawneh menilai, penangkapan anak kecil Palestina tersebut merupakan kebijakan Israel yang dilakukan secara sistematis. Tujuannya adalah untuk memutarbalikkan keadaan dan menghancurkan masa depan anak-anak Palestina. 

Menurut Farawneh, setiap tahunnya –dari 2000 hingga 2010- angka penangkapan anak-anak Palestina oleh Israel mencapai 700 kasus. Jumlah tersebut naik tajam pada 2011 sampai 2018, yaitu mencapai 1.250 anak per tahunnya. Hal itu disampaikan Farawneh ketika menghadiri acara konferensi dua-hari kelima Eropa mengenai tahanan Palestina di Brussels, Sabtu (27/4) lalu.

Dia menyerukan agar para peserta bersatu untuk mendorong status hukum tahanan dan keabsahan perjuangan mereka secara hukum sehingga kejahatan dan pelanggaran Israel terhadap anak-anak Palestina bisa terungkap.

Konflik Palestina dan Israel sudah berlangsung puluhan tahun, namun hingga kini belum ada titik terang kalau konflik tersebut akan berakhir. Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mewujudkan perdamaian abadi di wilayah Timur Tengah itu. Salah satunya adalah 'Kesepakatan Abad Ini' yang diusulkan Amerika Serikat (AS). Sampai saat ini, AS memang belum merilis detail tentang ‘Kesepakatan Abad Ini’. Namun media-media AS melaporkan bahwa dalam kebijakan itu Palestina hanya akan diakui sebagai wilayah istimewa dan menjadi bagian Israel, bukan negara yang merdeka. Dalam kebijakan ‘Kesepakatan Abad Ini’ diperkirakan AS juga akan menyerahkan pengelolaan Yerusalem Timur kepada Israel dan memastikan keberlangsungan permukinan Israel di Tepi Barat. 

Para menteri luar negeri Liga Arab menolak segala bentuk kebijakan atau rencana yang tidak menghormati hak-hak rakyat Palestina. Sebagaimana diberitakan kantor berita Anadolu, Senin (22/4), Liga Arab menilai, rencana ‘Kebijakan Abad Ini’ usulan AS tidak akan pernah memberikan perdamaian yang abadi di Timur Tengah. Karena bagaimanapun kebijakan itu tidak memberikan hak-hak rakyat Palestina seperti mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, melepaskan tawanan, dan memberikan kompensasi bagi para pengungsi Palestina. (Red: Muchlishon)