Internasional

Sejumlah Negara Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Ini Sebabnya

Ahad, 14 Maret 2021 | 10:45 WIB

Sejumlah Negara Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Ini Sebabnya

Vaksin AstraZeneca buatan Oxford Inggris. (Foto: AFP)

Jakarta, NU Online

Vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh sejumlah negara mulai ramai digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Namun, dari beberapa vaksin, AstraZeneca buatan Oxford Inggris terus menuai kontroversi. Pasalnya, AstraZeneca di beberapa negara mengakibatkan penggumpalan darah hingga kematian.


Setelah Austria menghentikan sementara penyuntikan vaksin AstraZeneca, sembari menunggu hasil investigasi kasus kematian akibat penggumpalan darah dan emboli paru-paru, otoritas kesehatan di Denmark juga menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.

 


Dilaporkan kantor berita DW, sedikitnya 22 kasus penggumpalan darah dan emboli paru-paru di antara tiga juta orang yang sudah mendapat suntikan vaksin AstraZeneca hingga tanggal 9 Maret 2021. Bahkan ada laporan kasus kematian, walau belum bisa dikonfirmasi apakah akibat langsung vaksinasi.


Otoritas kesehatan Denmark mengumumkan, mulai Kamis (11/03) menghentikan penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca selama 14 hari. Hal ini terkait laporan dari beberapa warga yang mengembangkan kasus serius penggumpalan darah setelah divaksin. Bahkan dilaporkan adanya satu kasus kematian.


Norwegia, negara tetangga Denmark di kawasan Skandinavia juga sudah mengumumkan, menghentikan sementara penyuntikan vaksin AstraZeneca. Langkah yang sama dilakukan oleh Italia.

 


Afrika Selatan sebelumnya sudah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dalam program imunisasi warganya. Pemicunya adalah hasil uji klinis yang menunjukkan vaksinnya kurang efektif memerangi varian mutasi Covid-19 Afrika Selatan yang disebut tipe B.1.351


Dilansir kantor berita Anadolu, Thailand menjadi negara Asia pertama yang juga membatalkan sementara penggunaan resmi vaksin AstraZeneca. Walaupun kualitasnya bagus, vaksin ini untuk sementara tidak akan digunakan di Thailand, demikian pengumuman komisi vaksinasi di Bangkok.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon