Internasional

Sisi Bersumpah Musnahkan Ikhwanul Muslimin

NU Online  ·  Rabu, 7 Mei 2014 | 08:08 WIB

Kairo, NU Online
Mantan pemimpin militer Mesir Abdul Fattah al-Sisi bersumpah untuk memusnahkan Ikhwanul Muslimin yang memiliki akar kuat di Muslim dari negeri tersebut jika ia terpilih menjadi presiden dalam pemilu yang diselenggarakan bulan ini.

“Tak akan ada yang disebut Ikhwanul Muslimin selama jabatan saya,” kata Sisi dalam wawancara di televisi CBC dan ONTV, sebagaimana dilaporkan oleh Guardian, Selasa (6/5).

“Saya ingin mengatakan kepada anda, bukan saya yang ingin mengakhiri (Ikhwanul Muslimin). Anda, warga Mesir, yang akan mengakhirinya,” tambahnya.

Sisi pertama kali muncul sebagai pemain kunci dalam politik Mesir setelah menggulingkan presiden yang pertama kalinya dipilih secara demokratis Mohamed Mursi pada 3 Juli setelah demonstrasi pada  30 Juni.

Ditengah gelombang politik, Sisi menolak tuduhan bahwa dia melakukan kudeta militer setelah terjadinya protes besar-besaran yang meminta dipulihkannya kembali jabatan Mursi.

Para pengamat berpendapat, tidak ada prospek rekonsiliasi politik antara kelompok Islam yang mendorong naiknya Mursi menjadi presiden pada 2012.

“Struktur pikiran kelompok tersebut mengatakan bahwa kami bukan Muslim yang sebenarnya, dan mereka percaya, konflik tak terhindarkan karena kami dianggap kafir,” kata Sisi yang dikutip oleh International Business Times.

“Tidak akan ada pemikiran seperti itu lagi.”
 
Sisi hampir secara universal diharapkan memenangkan pemilihan, yang dinilai oleh para komentator sebagai formalisasi de fakto kekuasaan yang saat ini sudah dipegangnya sejak ‘kudeta’ Juli, yang dilihat sebagai pengambil keputusan utama pemerintah.

Semenjak itu, negara penting di Timur Tengah tersebut telah berubah menjadi otoritarian, yang mana para aktifis, memprotes, dan anggota Ikhwanul Muslimin dipenjarakan, yang oleh para aktifis HAM, pengamat dan komunitas internasional dianggap sebagai upaya untuk membungkam perbedaan pendapat.

Ikhwanul Muslimin, yang merupakan pendukung Mursi, bersumpah untuk terus melakukan protes damai sampai presiden dari partai Islam tersebut dipulihkan kembali kedudukannya.

Terdapat tindakan keras yang dilakukan Ikhwanul Muslimin dan kelompok aktifis lain yang dianggap sebagai permusuhan oleh pemerintahan sementara.

Akhir Desember lalu, Ikhwanul Muslimin dimasukkan dalam kategori organisasi teroris setelah pemerintah menghukum mereka yang memberikan dukungan publik pada gerakan tersebut.

Penyalahgunaan

Sisi, yang merupakan kepala intelejan dibawah pemerintahan Mubarak, mengkonfirmasi rumor bahwa telah terdapat upaya untuk menghabisi hidupnya, menyoroti tantangan keamanan yang dihadapi Mesir, yang merupakan sekutu strategis Amerika Serikat di jantung Arab.

Sisi mengatakan, “Terdapat dua kali usaya untuk membunuh saya. Saya percaya takdir, saya tidak takut.”

Sisi juga mendukung sebuah UU yang dikritik oleh kelompok HAM yang mengatur secara ketat hak melakukan demonstrasi, yang oleh kelompok HAM dianggap sebagai pelanggaran HAM.

"Saya katakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keamanan dan stabilitas akan kami lakukan,” katanya.

Sisi juga menolak tuduhan upayanya untuk meraih kekuasaan merupakan bagian dari rencana jangka panjang.

"Saya berusaha melindungi jutaan orang, bukan karena saya tertarik kekuasaan,” katanya, mengklaim bahwa, dia hanya akan mengambil keputusan untuk menjalankan fungsi sebagai presiden di akhir Februari setelah setelah sebuah acara publik yang memberikan dukungan dewan tertinggi Mesir untuk angkatan bersenjata.

Sisi diharapkan menang mudah dalam pemilihan presiden pada 26-27 Mei mendatang.  Kandidat lain adalah politisi sayap kiri Hamdeen Sabahi, yang hanya memperoleh posisi ketiga dalam pemilu 2012 yang dimenangkan oleh Morsi.

Menurut survey baru-baru ini yang dilakukan oleh lembaga survey Baseera, 72% responden akan mendukung Sisi, sementara hanya 2% yang mendukung Sabahi.

Banyak orang Mesir menempatkan Sisi dalam status selebritas, seperti toko-toko coklat yang menjual coklat batangan dengan bentuk wajahnya.

Para pedagang juga menjual sebagai sesuatu yang berhubungan dengannya seperti topi, pin sampai t-shirts dengan gambar wajahnya.

Graffiti yang menyebutnya sebagai “pengkhianat” dan “pembunuh” juga terdapat dimana-mana karena banyak orang Mesir yang memandang rendah dirinya atas peran penggulingan Mursi ketika pasukan keamanan membunuh ratusan demonstran. (onislam.net/mukafi niam)