Internasional

Solidaritas Korban Teror, Polisi Wanita Selandia Baru Pun Berkerudung

NU Online  ·  Sabtu, 23 Maret 2019 | 07:00 WIB

Wellington, NU Online
Foto salah seorang anggota polisi wanita Selandia Baru mendadak viral. Pasalnya, dalam foto itu dia bersenjata lengkap dan mengenakan kerudung pada saat berjaga di kota Christchurch setelah terjadi aksi teror di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood pekan lalu.

Polisi wanita Selandia Baru yang diketahui bernama Michelle Evans itu memegang senapan semi-otomatis Bushmaster dan berkerudung. Kerudungnya yang berwarna hitam menutupi kepala dan rambutnya, sementara di dada kirinya tersemat bunga mawar merah.

Evans bertugas untuk berjaga-jaga di wilayah pemakaman Memorial Park Cemetery. Dilaporkan, sebanyak 26 orang korban aksi teror di Christchurch Selandia Baru dimakamkan di kuburan Memorial Park Cemetery, Jumat (22/3) kemarin.

Sebagaimana diketahui Evans lahir dan tumbuh di wilayah Whanganui. Dia kemudian bergabung dengan kesatuan polisi di sana karena itu adalah cita-citanya. “Saya ingin bekerja bersama publik di tempat saya dibesarkan dan membantu orang-orang. Rasanya puas bekerja seperti ini dan dibayar untuk membantu orang-orang,” kata Evans, dikutip Whanganui Chronicle pada 2016 lalu.

“Saya telah lama memfoto polisi dan kegiatannya tapi kombinasi hijab, senapan serbu, dan bunga mawar belum pernah saya lihat sebelumnya. Bahkan jika dia hanya mengenakan satu item itu saja sudah bermakna beda,” kata seorang jurnalis Stuff Alden Williams, mengomentari foto Evans, dikutip dari lama Stuff.

Seperti diberitakan nzherald.co.nz, Sabtu (23/3), foto Evans bersenjata dan berkerudung itu diambil oleh fotografer Associated Press. Foto tersebut langsung dibagikan luas warganet. Foto itu diyakini menunjukkan perasaan warga negari Kiwi terhadap terhadap komunitas Muslim yang menjadi target aksi teror pekan lalu.

Pada saat yang bersamaan, pada Jumat (22/3) kemarin, wanita Selandia Baru ramai-ramai mengenakan kerudung untuk menunjukkan solidaritasnya kepada umat Islam menyusul aksi teror di dua masjid di Christchurch pekan lalu. Di media sosial, ramai tagar #headscarffharmony sebagai bentuk kampanye untuk mengajak warga non-Muslim Selandia Baru bersimpati terhadap umat Islam dengan berkerudung.

Pada Jumat (15/3) lalu, Brenton Tarrant, seorang anti-imigran dan pendukung 'aliran' supremasi kulit putih melakukan penembakan massal di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di Christchurch. Kejadian itu menyebabkan 50 orang meninggal dan 50 lainnya mengalami luka-luka. (Red: Muchlishon)