Internasional

Tujuh Megaproyek yang Bakal Ubah Arab Saudi

NU Online  ·  Rabu, 9 Agustus 2017 | 06:31 WIB

Tujuh Megaproyek yang Bakal Ubah Arab Saudi

Kota Ekonomi Raja Abdullah (foto: reuters)

Riyadh, NU Online
Arab Saudi tahun ini mengumumkan sejumlah megaproyeknya sebagai bagian dari negara ini melakukan perubahan yang sejalan dengan Visi 2030 dan Program Transformasi Nasional 2020. Kawasan yang bakal mengalami perkembangan dramatis antara lain dipicu oleh pembangunan infrastruktur, perhotelan pariwisata, layanan kesehatan, pendidikan, dan perumahan.

Berikut tujuh megaproyek yang sedang dikerjakan pemerintah Arab Saudi, sebagaimana dikutip NU Online dari Al Arabiya, Rabu (9/8).

Kepulauan Laut Merah


Arab Saudi pekan lalu mengumumkan rencana untuk mentransformasi 50 pulau dan 34.000 kilometer persegi kawasan yang melintasi pantai Laut Merah menjadi tempat tujuan wisata internasional. Proyek yang berada di antara kota Amlaj dan Hawaj ini bertujuan untuk menarik pelancong kaya dari seluruh dunia.

(Baca: Saudi Luncurkan Proyek Wisata Pantai, Bagaimana soal Bikini?)

Tahap pertama proyek ini ditargetkan rampung pada 2022. Belum ada keterangan resmi soal berapa biaya pembangunan yang bakal keluar. Yang jelas, selain wisata pantai pengunjung juga bisa melihat-lihat reruntuhan bersejarah di Madaen Saleh yang berasal dari reruntuhan yang sama di Petra, Yordania.

Al Faysaliya

Kerajaan Arab Saudi bulan lalu juga meluncurkan megaproyek Al Faysaliya. Kota yang terletak di barat Makkah ini diproyeksikan menjadi kawasan bagi sejumlah bangunan mewah, di antaranya unit perumahan, pusat hiburan, bandara, dan pelabuhan.

Proyek ini akan mencakup area seluas 2.450 kilometer persegi dan diharapkan selesai pada tahun 2050.

Kota Hiburan

Proyek Kota Hiburan diumumkan pemerintah setempat pada bulan April lalu. Rencananya, dari proyek ini akan lahir pusat budaya, olahraga, dan hiburan terbesar di Arab Saudi.

Kota Hiburan berlokasi di Al Qidya yang terletak di sebelah barat daya Riyadh. Proyek ini direncanakan akan menjangkau area seluas 334.000 kilometer persegi.


(Baca juga: Ratusan Proyek di Saudi Libatkan Perusahaan Tiongkok)



Kota Ekonomi Raja Abdullah

Kawasan ini dianggap sebagai kota pertama yang tunduk pada sistem kepemilikan bebas Kerajaan. Proyek ini dijalankan oleh EMAAR Economic City, sebuah perusahaan yang tunduk pada kontrol pemerintah Saudi dan EMAAR Dubai yang dianggap sebagai perusahaan real estate terbesar di emirat.

Yang termasuk dibangun adalah pelabuhan laut dalam, pusat logistik seluas 55 kilometer persegi, pusat olahraga, dan hiburan serta lebih 6500 tempat tinggal.

Pusat Finansial Raja Abdullah


Sebagai mitra Saudi ke Dubai International Financial Centre, Pusat Finansial Raja Abdullah diharapkan bisa menarik bank dan perusahaan jasa keuangan, auditor keuangan dan pengacara, pasar keuangan Saudi (Tadawul) dan Otoritas Pasar Modal ke satu tempat.

Kota Pengetahuan dan Ekonomi


Kota ini merupakan kota pertama di Kerajaan Arab Saudi yang menjadi bagian dari program pembangunan Saudi Smart Cities (Kota-kota Cerdas Saudi). Kota Pengetahuan Ekonomi berlokasi di Madinah dan akan fokus pada kekayaan intelektual, industri berbasis pengetahuan, kedokteran, perhotelan, pariwisata, dan multimedia.

Warga di kota seluas 4,8 kilometer persegi tersebut dapat melakukan perjalanan bolak-balik ke Makkah dan Jeddah menggunakan kereta berkecepatan tinggi Haramain (Haramain High Speed ​​Rail).

Kota Ekonomi Pangeran Abdulaziz Bin Musa'd


Ini adalah kota serbaguna seluas 156 kilometer persegi yang terletak di Ha'l sebelah utara Kerajaan. Selain perumahan atau tempat tinggal, kawasan ini juga mencakup bandara internasional, hotel, pusat perbelanjaan, dan fasilitas hiburan. (Red: Mahbib)