Internasional

Ulama Lebanon Sebut Indonesia Negara Islam

Sab, 8 Desember 2018 | 10:30 WIB

Ulama Lebanon Sebut Indonesia Negara Islam

Syekh Zuhair Juaid di Masjid Istiqlal, Sabtu (8/12)

Jakarta, NU Online
Ketua Jabhat Al-A'lam Islamy yang juga ulama asal Lebanon Syekh Zuhair Juaid, menyebut bahwa Indonesia merupakan negara Islam. Hal itu disebabkan dirinya merasa aman dan nyaman saat berada di Indonesia.

"Kita berada di negara yang bersyariah dalam bingkai demokrasi. Inilah dari pemerintahan yang islami," kata Syekh Zuhair pada acara Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Istiqlal, Sabtu (8/12).

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar umat Islam di Indonesia tetap menjaga negaranya dari berbagai kelompok yang ingin menggantinya dengan bentuk lain, seperti mengubah dengan sistem khilafah.

"Jangan terpercaya, terpecah-belah terhadap rayuan untuk mendirikan negara khilafah atau negara selain dari yang saat ini," ucapnya.

Kecintaan Syekh Zuhair kepada Indonesia diungkapkan dengan permohonannya kepada Allah agar senantiasa melindungi Indonesia. "Mudah-mudahan umat Islam Indonesia tetap aman dan damai," ucapnya.

Namun demikian, ia berharap agar persatuan umat Islam yang terjadi di Indonesia bisa disalurkan lebih luas dengan berperan lebih aktif dalam membebaskan Palestina dari Israel.

"Saya berharap peran umat Islam Indonesia dalam kancah internasional, khususnya dalam membebaskan Masjidil Aqsha," ujarnya.

Sehari sebelumnya, Jumat (7/12) Syekh Zuhair menjadi pembicara pada seminar internasional di Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat. Kala itu Syekh Zuhair Juaid tak sungkan-sungkan mengungkapkan kekagumannya pada Nahdlatul Ulama. Menurut pandangannya NU mewarisi ajaran Rasulullah SAW yang berdiri di tengah perbedaan berbagai golongan.

"Saya cinta kepada Nahdlatul Ulama karena ada satu hal yang saya lihat; cahaya warasatul Anbiya (pewaris Para Nabi) ada pada mereka, ada pada pengikut jam'iyah Nahdlatul Ulama," katanya.

Menurutnya, Rasulullah tidak mewariskan harta dan jabatan kepada umatnya, melainkan ilmu. Hal itu pula yang ia lihat dari NU yang disebutnya. Warga NU bisa berkumpul dalam jumlah banyak bukan karena harta, melainkan atas dasar kecintaan kepada organisasi yang didirikan pada 1926 ini.

Maulid Nabi di Masjid Istiqlal diadakan oleh Lembaga Dakwah PBNU yang bekerjasama dengan Fatayat NU DKI Jakarta dan Yayasan Lathoif Qalbu. Mengusung tema Kita Tingkatkan Ukhuwah Wathoniyah untuk Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, acara juga dihadiri Pengasuh Pesantren Ashhiddiqiyah Jakarta KH Noer Muhammad Iskandar SQ, dan Mursyid Thoriqoh Qadiriyah wan Naqsyabandiyah KH Abdul Ghufron Al-Bantani. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)