Dubai, NU Online
Sering orang berpikir ketika disebut kata "tempat ibadah" maka yang terbayang adalah bangunan dengan desain serba-tradisional. Kesan itu akan berubah bila kita menyaksikan masjid bertajuk "Paradise Has Many Gates" (surga memiliki banyak pintu).
Masjid tersebut didesain secara artistik oleh seniman asal Arab Saudi, Ajlan Gharem. Fungsi dan bangunan pokok "Paradise Has Many Gates" tak ubahnya masjid-masjid pada umumnya: ada ruang shalat, mihrab, karpet tradisional, dan terdapat azan lima kali sehari.
Yang membuatnya spesial adalah dindingnya yang transparan. Secara umum masjid terbuat dari pleksigas, aluminium, pipa baja, dan lampu elektrik. Sekilas, keunikan masjid yang sarat dengan dinding kawat itu mirip konstruksi penjara Guantanamo milik militer Amerika Serikat.
Sebuah media yang berbasis di Dubai My Salaam melaporkan, sang seniman memang ingin membangkitkan perasaan terkurung bagi siapa saja yang masuk di dalamnya. Ajlan Gharem berharap masyarakat menangkap pesan tentang bagaimana fenomena isolasi diri dan ide terjadi.
Dinding yang tembus pandang juga memungkinkan apa yang ada di dalam terlihat dari luar. Kondisi tersebut memfasilitasi orang-orang yang belum pernah tahu masjid dan aktivitas keagamaan di dalamnya untuk mengenal lebih jauh.
"Paradise Has Many Gates" sempat kontroversial saat pertama kali hadir di Arab Saudi. Tapi kini sukses di dunia Barat. Pada musim panas ini, karya ini ditempatkan di taman Vanier Vancoucer selama dua tahun ke depan.
Di hadapan pers internasional, Ajlan Gharem berharap karya seninya tidak hanya menjadi tontonan, melainkan juga ruang ide, dialog, dan percakapan baru.
Di situs resmi pribadinya, sang seniman mengatakan, masjid merupakan saluran bagi kekuatan simbolis setiap individu. "Masjid adalah reinkarnasi alun-alun publik tetapi kehadirannya niscaya, setidaknya secara sosial," katanya dikutip NU Online, Sabtu (22/9)
"Paradise Has Many Gates" bukan proyek pertama Ajlan Gharem. Sebelumnya, guru matematika sekolah dasar ini menampilkan "Mount Of Mercy", koleksi lebih dari 10.000 gambar yang dikumpulkan selama 6 tahun dari para wisatawan yang mengunjungi Gunung Arafat. (Red: Mahbib)