Dinilai Relevan dengan Situasi Global, Pemerintah India Mendukung Penuh Presidensi G20 Indonesia
NU Online · Senin, 13 Juni 2022 | 11:14 WIB
Genewa, NU Online
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi mengungkapkan, pemerintah India memberikan dukungan penuh ke Indonesia dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia 2022, sebuah forum kerja sama 20 ekonomi utama dunia.
Tema-tema yang dibahas menyebutkan bahwa India sangat menyetujui dan menemukan kontekstualisasi dengan kondisi ketenagakerjaan yang ada saat ini.
"Kita akan mengusung tema bagaimana meningkatkan kondisi ketenagakerjaan untuk pulih secara bersama," kata Sekjen Anwar Sanusi melalui siaran pers Biro Humas Kemnaker, Ahad, (12/6/2022).
Anwar mengemukakan, ada empat isu yang disampaikan pada Presidensi G20 Indonesia, mulai dari isu yang terkait afirmasi kepada para penyandang disabilitas, pemberdayaan UMKM, peningkatan SDM dengan mengoptimalkan pelatihan vokasi berbasis komunitas, dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dalam dunia kerja yang baru.
"Empat isu ini, India sangat setuju dan akan menjadi kajian bagi mereka ketika menjadi tuan rumah pada Presidensi G20 India 2023," ujar Anwar Sanusi.
Ia menambahkan, India sangat mengapresiasi semua persiapan Presidensi G20 Indonesia, terutama pada Kelompok Kerja Ketenagakerjaan atau Employment Working Group (EWG).
"Tentu kita harus terus menjalin komunikasi dengan negara-negara G20 untuk bisa menyelenggarakan working group secara nyata serta menyelesaikan agenda yang akan menjadi deklarasi menteri dan buruh pada September 2022," pungkas Anwar.
Editor: Zunus Muhammad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua