Ketenagakerjaan

Rangkul 4 Industri Besar, Kemnaker Ingin Lulusan BLK Makin Kompetitif

Rab, 16 Juni 2021 | 13:31 WIB

Rangkul 4 Industri Besar, Kemnaker Ingin Lulusan BLK Makin Kompetitif

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah berbincang dengan 4 pimpinan industri besar di Indonesia. (Foto: Humas Kemnaker)

Jakarta, NU Online
Kementerian Ketenagakerjaan menandatangani nota kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/MoU) empat perusahaan besar, yakni PT Sumber Alfaria Tbk (Alfamart), PT Kubota Indonesia, PT Mobil Laku Indonesia (OLX Autos), dan PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja). 


Penandatanganan yang dilakukan di Ruang Tridharma Kemnaker, Jakarta, Rabu (16/6) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui model kerja sama antara Balai Latihan Kerja (BLK) dengan dunia usaha dan industri. 

 

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan bahwa salah satu upaya yang tengah digencarkan Kemnaker adalah meningkatkan kualitas SDM melalui penyelenggaraan pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK). 


Pelatihan vokasi, kata Menaker Ida, bertujuan membekali tenaga kerja dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri, agar saat kondisi ekonomi berangsur pulih, dan kesempatan kerja bertambah, tenaga kerja dapat segera mengisi kebutuhan industri. 


“Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya mengimplementasikan program transformasi BLK untuk meningkatkan kualitas pelatihan vokasi sebagai program unggulan peningkatan kualitas SDM Indonesia,” kata Menaker Ida. 


Akan tetapi, sambungnya, kesuksesan program ini membutuhkan dukungan seluruh pihak, salah satunya industri sebagai pengguna langsung tenaga kerja. 


“Industri ini pihak yang paling memahami kompetensi apa saja yang dibutuhkan secara riil di lapangan,” ucapnya.

 

Keberadaan industri sebagai mitra, katanya, dapat memberikan masukan atas kebutuhan keterampilan di industri, membantu memberikan masukan atas kekurangan keterampilan tenaga pengajar atau instruktur pelatihan, perkembangan peralatan yang digunakan di industri, bahkan soft skills apa saja yang dibutuhkan oleh industri. 


"Untuk itu, industri perlu bergandengan tangan dengan pelaksana pelatihan dalam menciptakan link and match antara lulusan pelatihan dengan kebutuhan di industri," kata Menaker Ida. 


Dijelaskan Menaker Ida, MoU dengan PT Sumber Alfaria Tbk (Alfamart) merupakan perpanjangan kerja sama yang sudah dijalankan sejak tahun 2018, yakni terkait penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi untuk mempersiapkan SDM kompeten di bidang retail. 


Sedangkan MoU dengan PT Kubota Indonesia berkaitan dengan kerja sama pengembangan pelatihan vokasi di bidang otomotif mesin diesel yang merupakan spesialisasi dari PT Kubota Indonesia. 


MoU dengan OLX Autos berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetesi dan sertifikasi kompetensi SDM bidang otomotif, khususnya untuk penyiapan SDM sebagai petugas inspeksi kendaraan. 


Adapun, MoU dengan PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) merupakan kerja sama dalam rangka penyaluran dana insentif dalam proses dan/atau pasca pelatihan vokasi. 


Menaker Ida mengapresiasi para mitra industri atas partisipasi dan komitmennya dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui model kerja sama dengan BLK. 


"Saya berharap nota kesepahaman bersama ini dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan manfaat yang besar terhadap tenaga kerja Indonesia," ucapnya 


Menaker Ida menambahkan, kerja sama antara Kemnaker dan dunia industri sangat penting karena pengembangan kompetensi SDM harus melibatkan seluruh pihak, termasuk industri selaku user/pengguna tenaga kerja kompeten. 


"Melalui sinergi ini diharapkan lulusan pelatihan BLK telah sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih mudah terserap," kata Menaker Ida.


Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung digitalisasi penyaluran program-program pemerintah kepada masyarakat. Menurutnya, dengan digitalisasi, penyaluran program pemerintah akan lebih cepat, tepat, transparan, sekaligus memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penerimanya.


"Kerja sama kami bersama Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas ini merupakan bentuk nyata komitmen kami tersebut," kata Haryati.