Nasional

'Keberagaman Kehendak Allah, Hormati itu'

Rab, 25 April 2012 | 11:41 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, kembali mengingatkan pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antar umat beragama. Keberagaman seperti yang ada di Indonesia disebut sebagai kehendak Allah yang harus dihormati oleh seluruh warga negara.<>

"Surat Yunus ayat 99 dengan jelas menyebutkan, jika Allah mau semua umat manusia di muka bumi ini bisa dijadikan pemeluk Islam. Tapi Allah tidak menghendaki itu," tegas Kiai Said di Jakarta, Rabu (25/4).
 Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Kiai Said saat menjadi penceramah utama dalam peringatan ulang tahun ke-80 Keuskupan Bandung, Ahad (21/4). Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh perwakilan seluruh agama di Indonesia, namun juga utusan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan berbasis massa Islam, di antaranya Muhammadiyah dan Persaudaraan Islam (Persis). 

Kiai Said juga mengungkapkan, keberagaman yang menjadi kehendak Allah tidak hanya di bidang agama, namun juga suku bangsa atau etnis warga di sebuah negara. Dalam surat Al Maidah ayat ke-48 Allah disebutkan tidak menginginkan semua umat manusia di muka bumi menjadi satu etnis. 

"Contoh kecilnya di Indonesia yang sangat beragam ini. Di Indonesia tidak hanya ada orang Jawa, tapi juga Minang, Dayak, Bugis dan bahkan China. Itu kehendak dari Allah," tambah Kiai Said menandaskan. 

Dari keberagaman tersebut, terutama di era globalisasi, semua warga negara diminta bisa menghormati kondisi tersebut. Antar pemeluk agama diminta bisa mempraktekkan toleransi yang baik dalam menjalankan ajaran agamanya. 

"Berulangkali saya sampaikan tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan, karena sejatinya agama selalu mengajarkan persaudaraan, kebersamaan dan perdamaian. Mari kita jaga eksistensi masing-masing, jangan terjebak sekularisme dengan selalu taat beragama," tuntas Kiai Said. 


Penulis: Emha Nabil Haroen