Nasional

10 Hari Terakhir Ramadhan di Negeri Piramida

Sen, 27 Mei 2019 | 04:30 WIB

10 Hari Terakhir Ramadhan di Negeri Piramida

KH Muhammad Nur Hayid, Wakil Ketua LD PBNU

Jakarta, NU Online
Dari Kota Kairo, Mesir, Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Muhammad Nur Hayid menjelaskan bahwa di 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, masyarakat Mesir berlomba-lomba menghidupkan Ramadhan dengan berbagai ibadah. 10 hari terakhir mampu mendorong semangat umat Piramida ini untuk berbuat kebajikan.

"Mereka berlomba-lomba, ada yang membaca Al-Qur'an tidak hanya di luar shalat tapi dalam shalat tarawih bisa sampai 3 dan 5 juz. Ada yang sepanjang malam tidak tidur. Selain digunakan untuk shalat, juga untuk dzikir dan untuk thalabul Ilmi (mencari ilmu). Dan juga ada yang digunakan untuk berbagi kebahagiaan bersama orang lain yang membutuhkan dengan sedekah," kata kiai muda yang karib disapa, Gus Hayid ini kepada NU Online, Ahad (26/5).

Hal ini menurut Gus Hayid selaras dengan apa yang disabdakan Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad bahwa Rasul selalu mengajak kepada para ahli baitnya, saudara, anak, istri, untuk mempergunakan 10 hari terakhir dengan sungguh-sungguh beramal shaleh dan beribadah pada Allah SWT.

"10 hari terakhir inilah Allah SWT akan banyak membebaskan orang-orang dari siksa siksa api neraka," kata Gus Hayid yang saat Ramadhan 1440 H kali ini memimpin para da'i dan imam yang diutus PBNU untuk mengikuti kegiatan Tadribud Duat wal Aimmat di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, selama 2 bulan.

Lebih lanjut Gus Hayid memaparkan bahwa bulan Ramadhan dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama adalah 10 hari pertama yang merupakan fase rahmat dan kasih sayang Allah. Hal ini ditunjukkan dengan kekuatan dan kasih sayang Allah kepada orang beriman sehingga orang berpuasa meskipun sebelumnya tidak pernah berpuasa merasa ringan dan diberi kekuatan oleh Allah.

"Fase kedua dinamakan fase maghfirah di mana ampunan dari Allah SAW disebarkan kepada setiap hambanya yang mau taqarrub mendekatkan diri kepada Allah dengan meminta ampun atas salah dan khilaf dengan bertaubat," terusnya.

Fase ketiga adalah Fase Itqun minan Nar yakni pembebasan dari api neraka. Pada 10 hari terakhir ini menurutnya, Allah memberikan sebuah momentum mulia berupa Lailatul Qadar yakni malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun)

"Rata-rata umur manusia khususnya umat Muhammad di kisaran 60-70 tahun. Ini jadi diskon dan dispensasi bagi kita dan cukup untuk bekal kita hidup di atas muka bumi ini. Maka cara agar kita tidak terlewatkan dari malam Lailatul Qadar adalah dengan menetapkan diri kita untuk beribadah di 10 hari terakhir," anjurnya.

Berbagai penjelasan menyebutkan beberapa metode mengidentifikasi datangnya malam mulia tersebut seperti datang di malam-malam ganjil. Hal itu menurutnya bisa dijadikan pegangan, namun manusia tidak pernah tahu di malam keberapa Lailatul Qadar turun. Sehingga ia mengajak siapapun yang ingin bertemu dengan malam itu untuk memanfaatkan ke 10 hari terakhir tersebut dengan maksimal.

"Semoga kita mendapatkan malam Lailatul Qadar yang diberikan oleh Allah dengan beribadah di malam Lailatul Qadar. Semoga kita diampuni dan kita dibebaskan dari siksa api neraka," pungkasnya. (Muhammad Faizin)