Nasional

3 Alasan NU Bukan Organisasi Islam Biasa menurut Yenny Wahid

Sab, 19 November 2022 | 11:00 WIB

3 Alasan NU Bukan Organisasi Islam Biasa menurut Yenny Wahid

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid saat berbicara pada acara peluncuran NU Festival 2023 di Yuan Garden, Jakarta Pusat pada Jumat (18/11/2022) malam. (Foto: NU Online/Indi)

Jakarta, NU Online
Direktur Wahid Foundation, Hj Zannuba Arifah Chafshoh atau Yenny Wahid, menyebut bahwa Nahdlatul Ulama sebagai organisasi masyarakat (ormas) Islam yang berbasis di Indonesia bukan sekadar organisasi semata.


“NU tahun depan akan memasuki satu abad. NU itu bukan organisasi biasa,” kata Yenny Wahid saat memberikan sambutan pada acara peluncuran NU Festival 2023 di Yuan Garden, Jakarta Pusat pada Jumat (18/11/2022) malam.


Yenny menjelaskan, terdapat 3 hal mendasar yang menjadikan ormas Islam dengan pengikut terbanyak di Indonesia itu memiliki kedudukan istimewa.


“Pertama, usia NU lebih tua daripada Republik Indonesia. Tahun depan secara kalender hijriah, usianya memasuki satu abad,” ungkap putri kedua Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.


Kedua, Yenny menjelaskan bahwa NU berperan aktif dan turut berkontribusi dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam. Khususnya, Islam berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).


“NU itu lahir untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga seluruh penganut Ahlussunnah Wal Jamaah yang karakteristiknya sama dengan umat Islam Indonesia,” ujarnya.


Ketiga, Yenny menyebut bahwa nyaris setengah populasi Muslim Indonesia terafiliasi dengan NU. Jumlah tersebut membawa posisi NU sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia.


“Istimewanya NU itu orangnya banyak sekali. Survei menyatakan hampir 50 persen dari umat Indonesia merasa berafiliasi dengan NU,” urai Ketua V PP Muslimat NU itu.


Yenny melanjutkan, eksistensi NU yang telah hadir sebelum NKRI berdiri turut mengiringi lahirnya negeri ini.


“Resolusi jihad yang dikobarkan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, muassis atau pendiri NU itu menjadi pemicu. 10 November itu menjadi momen bersejarah karena dipantik semangatnya untuk berjihad,” kata dia.


Komitmen juang NU menuju kemerdekaan NKRI, lanjut Yenny, tak terlepas dari ungkapan populer yang diyakini betul oleh warga NU: Hubbul Wathan Minal Iman (Cinta Tanah Air sebagian dari iman).


“NU juga sarat dengan banyak sekali dalil-dalil atau ungkapan yang sangat cinta tanah air. Hubbul wathan minal iman, kecintaan pada tanah air adalah sebagian dari iman. Itu juga salah satu cetusan dari pada pendiri NU,” pungkasnya.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori