Jakarta, NU OnlineÂ
Kolumnis masyhur di zamannya, dijuluki pendekar pena, H Mahbub Djunaidi, tetap diingat anak-anak muda NU. Namanya sering disebut saat diskusi tentang gaya menulis atau pada kaderisasi, terutama di pelajar dan mahasiswa NU. Paling tidak, tiap tahun ada komunitas anak muda NU yang memperingati haulnya dengan mengirimkan doa untuknya.Â
Sebagaimana undangan yang diterima NU Online, Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, misalnya, akan memperingati haul H Mahbub Djunaidi malam ini di area kampusnya, Jalan Taman Amir Hamzah No. 5. Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/10).Â
Kegiatan bertajuk Malam Puisi Haul ke-23 H Mahbub Djunaidi ini akan dimeriahkan dengan kehadiran musisi Beben Jazz dengan Komunitas Jazz Kemayoran (JKK), Marjinal Band, Dik Doank. Sejumlah seniman dan tokoh lain juga dijadwalkan hadir di antaranya Neng Dara Affiah, Hey Haryanto Azumi, Syahrizal Syarif, Imdadun Rohmat, Ridwan Marhid, dan Faiz Mao. Â
Sebagaimana haul-haul yang rutin digelar Unusia, kegiatan yang dikerjasamakan dengan Omah Aksoro ini, akan dihadiri keluarga H Mahbub Djunaidi. Tahun lalu, dihadiri dua putra Mahbub Djunaidi yang jadi musisi, satu di jazz dan satu lagi di rock.Â
Bahkan, tahun lalu, kegiatan serupa diawali dengan bedah buku tentang H Mahbub Djunaidi berjudul Bung, karya Isfandiari, salah seorang putranya.Â
H. Mahbub Djunaidi, adalah putra KH Moh. Djunaidi, seorang penghulu di Jakarta yang sejak Muktamar NU keempat di Semarang, tahun 1929 selalu hadir. Kemungkinan besar, pergaulannya dengan NU, membuat Mahbub Djunaidi kecil aktif di organisasi pelajar NU. Kemudian menjadi Ketua Umum PMII pertama. Selanjutnya aktif di NU. Jabatan terakhirnya, saat ia wafat adalah salah seorang Mustasyar PBNU.Â
Ia wafat di Bandung di pemakaman keluarga Habib Utsman Assalam pada tahun 1995. Sejumlah tokoh, meski tidak bersamaan hadir ke pemakamannya, di antaranya sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan lain-lain. (Abdullah Alawi)