Nasional

Aktivis Gusdurian: Indonesia Butuh Gagasan Positif

Kam, 5 Januari 2017 | 09:01 WIB

Aktivis Gusdurian: Indonesia Butuh Gagasan Positif

Gambar ilustrasi.

Bandar Lampung, NU Online
Gagasan adalah investasi. Siapapun yang tidak terbiasa membuat gagasan, tentu akan kesulitan membuat gagasan. Lantas gagasan seperti apa diperlukan untuk membangun suatu bangsa? Yang baik atau yang buruk? 

Berikut penuturan aktivis Gusdurian Lampung Gatot Arifianto menyikapi adanya tanggapan kurang sejalan terhadap pemblokiran situs berkonten radikal dan negatif oleh sejumlah kalangan dan Anggota DPR RI.

"Jika membangun rumah, konstruksi baik tentu akan dipilih pembuat rumah, demikian juga jika akan melakukan perbaikan. Indonesia sebagai bangsa telah dibangun oleh pendiri bangsa dengan konstruksi yang baik. Ketika ada kerusakan, anak-anak bangsa bertanggungjawab memperbaikinya dengan konstruksi yang baik pula," ujar Gatot di Bandar Lampung, Kamis (5/1). 

Indonesia hari ini, lanjut dia, membutuhkan gagasan positif dan cerdas untuk pembangunan dan kemajuan. “Siapapun yang menolak pemblokiran situs mengandung konten negatif, saya sarankan berteriak kata "bodoh" di sekitar lereng-lereng gunung atau lembah-lembah. Jika gema yang dihasilkan adalah "pintar", dengan ikhlas saya akan belajar pada orang tersebut," kata Gatot.

Situs dengan konten negatif, menurut dia pula, adalah gagasan sampah yang sengaja diproduksi bukan oleh anak-anak TK, tapi orang dewasa yang tahu teknologi, bisa menulis dan tentu sadar saat akan mengunggah apa yang boleh ditayangkan atau tidak. 

"Saya sarankan pula kepada pihak yang keberatan atau menolak pemblokiran situs mengandung konten negatif setiap hari mengatakan 'bodoh' kepada anaknya. Jika berkenan dan berani, lanjutkan saja teriakan penolakan terhadap pemblokiran situs dengan konten negatif. Anak yang dimotivasi bodoh setiap hari tentu akan jadi bodoh. 

Bangsa yang dijejali hal-hal negatif tentu akan menciptakan generasi negatif. Apa itu yang dirancang untuk Indonesia mendatang? Kita yang waras tentu menolak itu, kita butuh motivasi, kontruksi positif untuk kemajuan bangsa," tuturnya.

Berkaitan dengan anggapan pemerintah cenderung memblokir situs-situs yang memuat konten agama tertentu, Gatot menegaskan bahwa pemicu pemblokiran situs-situs diblokir bukan mengenai aqidah dan Islam Rahmatan lil ‘Alamin.

"Jika mengenai hal itu, saya secara pribadi dan organisasi juga akan protes keras. Tapi bukan itu, melainkan hal yang berbanding terbalik dengan hal tersebut serta apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW sang pembawa kabar-kabar baik, yang memandu kearah kebenaran," kata Ketua PC GP Ansor Way Kanan itu pula.

Upaya pemerintah menutup situs-situs negatif sebagaimana pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Indonesia membutuhkan gagasan baik untuk pembangunan dan kemajuan. 

"Jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga. Khairunnas anfa'uhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Apa iya sebagai pengikut Nabi Muhammad, anjuran dan gagasan visionernya itu kita ingkari?" pungkasnya. (Syuhud Tsaqafi/Fathoni)