Alasan Gus Dur Dicintai Banyak Orang
-
Naeli Rokhmah
- Kamis, 13 Januari 2022 | 06:30 WIB
Cilacap, NU Online
Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo, Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengungkapkan alasan mengapa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) begitu dicintai banyak orang. Gus Yusuf memaparkan perjuangan Gus Dur sangat padat dan sarat akan makna.
"Bulan Desember adalah bulannya Gus Dur. Bukan hanya lintas negara, akan tetapi lintas teritori dan lintas komunitas. Sebab, apa yang dilakukan oleh Gus Dur adalah betul-betul berdasarkan aqidah dan rasa kemanusiaan. Itulah alasan mengapa Gus Dur banyak dicintai oleh banyak orang," ungkap Gus Yusuf saat mengisi Tasyakuran Muktamar NU sekaligus Haul Gus Dur yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut Gus Yusuf mengatakan, Gus Dur disukai banyak orang melalui proses panjang, harus naik turun masuk ke pedalaman merajut persatuan Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Padahal, pada saat itu keadaan belum seperti sekarang yang dimudahkan dengan kehadiran teknologi serta akses jalan yang mulus.
"Sekarang kita sudah difasilitasi, kalau sampai konsolidasi macet, berati saking ndablege (bandel). Sekarang sudah ada hp, rapat via WA. Pagi mancal mobil jalan mulus. Bandingkan dengah Gus Dur yang hanya naik mobil L 300 sementara kondisi jalan naik turun dan belum mulus seperti sekarang," ujar Gus Yusuf.
Konsolidasi politik untuk mensejahterakan umat
Pada kesempatan tersebut, Gus Yusuf juga mengungkapkan betapa penting bagi Nahdlatul Ulama untuk dapat melakukan konsolidasi politik dalam rangka mensejahterakan umat. Hal itu juga merupakan seni.
"Politik adalah seni, yaitu seni untuk mensejahterakan umat, dunia dan akhirat," kata Gus Yusuf.
Jika politik dapat dijalankan untuk mensejahterakan umat menurut Gus Yusuf NU akan semakin besar.
Gus Yusuf pun mengatakan bahwa dalam seni, tidak semua memahaminya begitu juga dengan politik. Hal inilah yang dilakukan Gus Dur semasa hidupnya.
"Gus Dur seringkali berbuat sesuatu yang mendatangkan pro kontra dan membuat orang-orang salah paham. Padahal pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi umat," ujar Gus Yusuf.
Gus Dur biasa dicaci maki akan tetapi beliu tidak pernah ambil pusing apalagi merasa dendam. Gus Dur tetap fokus melakukan konsolidasi dengan caranya sendiri yang kebanyakan baru dipahami waktu berlalu lama bahkan sampai akhirnya meninggal dunia. "Wajarlah bila pasca meninggalnya Gus Dur muncul ratusan bahkan ribuan buku yang membahas ide-ide Gus Dur," kata Gus Yusuf.
Kontributor: Naeli Rokhmah
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Nasional Lainnya
Terpopuler Nasional
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Hafis Azhari | Sabtu, 27 Mei 2023
Ketika Timur Semakin Mengenal Barat
-
- Ahmad Munji | Sabtu, 20 Mei 2023
Pilpres Turkiye 2023 dan Investasi Ideologis Erdogan
-
Berita Lainnya
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kemnaker Optimis UU PPRT Mampu Tekan Pelanggaran PRT
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Menaker Tegaskan Hubungan Industrial Harmonis Tingkatkan Produktivas Kerja
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Jakarta Bhayangkara Presisi bersama Pertamina Raih Runner-up di Final AVC Cup 2023
- Nasional | Selasa, 23 Mei 2023
-
Indonesia-Tiongkok Komitmen Perluas Kerja Sama Ketenagakerjaan
- Ketenagakerjaan | Selasa, 23 Mei 2023
-
Gerakkan Hidup Sehat, Fatayat NU Sulsel Bagi-Bagi Sayur ke Masyarakat
- Daerah | Senin, 22 Mei 2023
-
Menaker Ida Dorong Peningkatan Produktivitas Perempuan Melalui Wirausaha
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 20 Mei 2023
-
Serap Ratusan Juta Rupiah, Pembangunan Mushala NU Ranting Dlingo Bantul Usai
- Daerah | Kamis, 18 Mei 2023
-
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM di Daerah, Menaker Apresiasi Hibah Lahan dari Pemda
- Ketenagakerjaan | Rabu, 17 Mei 2023