Nasional

Alsyami: Jumat Hari Ibadah, Kini Seolah Jadi Hari Politik dan Kemarahan

NU Online  ·  Jumat, 2 November 2018 | 08:30 WIB

Alsyami: Jumat Hari Ibadah, Kini Seolah Jadi Hari Politik dan Kemarahan

Aksi 211 (Foto: detikcom)

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) M. Najih Arromadloni menegaskan ada pola pergerakan yang ingin men-Suriah-kan Indonesia. Di antara persisnya ialah mobilisasi massa dalam sebuah aksi di masjid padahari Jumat.

Menurutnya, kondisi tersebut juga dilakukan oleh kelompok-kelompok pemberontak di Suriah yang ingin melengserkan eksistensi pemerintahan yang sah.

Najih melontarkan pertanyaan, adakah yang pernah menghitung berapa kali Masjid Istiqlal diduduki apel demonstrasi? Pelaksanaannya pun di hari Jumat seusai Jumatan. Didahului dengan hujatan politik di mimbar khotbah, sehingga mengelabui pandangan masyarakat terhadap agama yang sakral dan politik yang profan.

“Jumat hari ibadah, (kini seolah, red) menjadi hari-hari politik dan kecemasan, dengan kekhawatiran terjadinya chaos. Jumat Kemarahan sebagai ajakan meluapkan kemarahan di hari Jumat terjemahan Jumat al-Ghadab yang menjadi slogan politik pemberontak Suriah, diserukan Al-Qardhawi, tokoh IM,” ungkap Najih dikutip NU Online Jumat (2/10) lewat twitternya. Ia menjelaskan fakta yang terjadi di Suriah.

Tidak ingin Indonesia yang damai menjelma menjadi negara terpuruk seperti Suriah, Alsyami menggelar seminar kebangsaan bertajuk Jangan Suriahkan Indonesia..! pada Kamis (1/11) kemarin malam di Jakarta Selatan.

Kegiatan ini menghadirkan Syekh Adnan al-Afyouni (Mufti Damaskus, Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Suriah), Djoko Harijanto (Dubes RI untuk Suriah), Ziyad Zahruddin (Dubes Suriah untuk Indonesia), Ahmad Fathir Hambali (Ketua Alsyami), Ahsin Mahrus (Perhimpunan Pelajar Indonesia di Damaskus), dan Ainur Rofiq (mantan petinggi HTI). (Fathoni)