Anak Perlu Disiapkan Agar Orang Tua Tak Menyesal
NU Online · Selasa, 28 April 2015 | 18:00 WIB
Sragen, NU Online
Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya berjalan melewati sebuah pemakaman. Tiba-tiba Nabi mendengar teriakan ahli kubur. Sontak ia memanggil para sahabat.
<>
Kata Nab,i ada orang yang menangis, teriak minta tolong. Namun, sahabat tidak mendengarnya. Lalu dicarilah sumber suara tadi.
“Ini lho, ada ahli kubur, sedang teriak-teriak,” kata Nabi sebagaimana dikisahkan KH Yusuf Chudlori di depan para jamaah pengajian Jamuro di Sragen, Jawa Tengah (23/4).
Kiai yang akrab disapa Gus Yusuf menambahkan, Nabi kemudian mengambil pelepah kurma dan berdoa. Ya Allah! selama pelepah kurma ini masih basah, semoga Engkau memberikan ahli kubur ini, bebas dari azab kubur.
Menurut Gus Yusuf, dari kisah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli kubur, masih membutuhkan doa dari para keluarga dan orang yang masih hidup.
“Untung saat itu ada Nabi. Karena zaman sekarang sudah tidak ada Nabi, siapa lagi yang mau mendoakan?” kata Gus Yusuf.
Untuk itulah, anak perlu dipersiapkan sedari dini, agar kelak para orang tua yang sudah meninggal, tidak perlu lagi teriak-teriak kebutuhannya dari alam kubur.
“Anak perlu disiapkan, agar tidak menyesal di kemudian hari. Agar anak dapat mendoakan orang tua,” lanjutnya.
Malam jumat seperti ini, lanjut Gus Yusuf, anak diajarkan untuk membaca doa tahlilan dan sebagainya. Anak yang mendoakan orang tuanya, inilah yang disebut sebagai anak solih dan solihah,” tutur Pengasuh Pesantren API Tegalrejo Magelang itu.
Namun, untuk menjadikan anak agar dapat berbakti kepada orang tua juga mesti memenuhi dua syarat. “Pertama. Kalau orang tua ingin dicintai anak, syaratnya orang tua juga mesti mencintai anak. Anak keluyuran, orang tua jangan diam saja,” ujarnya.
Mencintai anak, bukan berarti menuruti semua kemauannya. Tetapi mengarahkan dan menjaga agar anak terhindar dari neraka. “Kedua. Berikan pendidikan yang baik, disekolahkan di Ma’arif , Pesantren, dan sekolah Islam,” imbuh dia.
Setidaknya dua syarat tersebut mesti dipenuhi, agar anak menjadi solih dan solihah serta berbakti kepada kedua orang tua. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
5
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
6
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
Terkini
Lihat Semua