Aswaja, Islam yang Biasa-Biasa Saja
NU Online · Ahad, 31 Agustus 2014 | 10:01 WIB
Depok, NU Online
Seperti apakah Islam ahlusunnah wal jamaah (aswaja) itu? Demikian pertanyaan yang disampaikan oleh Katib Aam PBNU KH Malik Madany kepada para hadirin dalam forum pra munas dan konbes NU di Pesantren Al Hikam Depok, Sabtu (30/8).<>
Ia lalu menjelaskan bahwa aswaja adalah berislam yang wajar-wajar saja seperti yang dilakukan oleh Rasulullah. Dalam sebuah hadist dikisahkan para sahabat yang berdebat orang Islam yang paling baik seperti apa. Ada yang berpendapat, yang paling banyak puasanya, yang lainnya, yang shalat terus dan ada yang tidak mau menikah. Lalu ketika Rasulullah mendengar perkataan para sahabat tersebut, ia berkata “Demi Allah, aku orang yang paling takut pada Allah, aku puasa tetapi juga berbuka, aku shalat dan juga tidur dan aku juga kawin.”
Dalam sebuah hadist lain, Rasulullah juga menyampaikan pesan. “Barangsiapa tidak senang dengan sunnahku, maka bukan termasuk golonganku.”
“Karena itu, Islam yang benar adalah Islam yang menyeimbangkan kepentingan duniawi dan ukhrawi,” kata Malik Madany, yang juga pengajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Ia merasa prihatin dengan maraknya kelompok Islam ekstrim yang gampang sekali mengkafir-kafirkan golongan lain yang tidak masuk kelompoknya.
“Mereka seolah-olah seperti kepala dinas pengkaplingan surga yang sudah mendapatkan SK dari Allah yang beranggapan, siapa yang berhak masuk surga, hanya saya dan teman-teman.”
Karena itu, dalam munas dan konbes yang akan digelar pada 1 November mendatang, salah satu materinya adalah khilafah Islamiyah perspektif NU. (mukafi niam)
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
DPR Ketok Palu, BP Haji Kini Sah Jadi Kementerian
3
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
4
Wajib Selektif! Ini Tips Islam Memilih Calon Pasangan Hidup yang Tepat dan Berkah
5
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
6
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
Terkini
Lihat Semua