Nasional

Bekali Kader PMKNU, Gus Yahya: NU Harus Beroperasi sebagai Pemerintahan

Sen, 17 Oktober 2022 | 17:00 WIB

Bekali Kader PMKNU, Gus Yahya: NU Harus Beroperasi sebagai Pemerintahan

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberikan pengarahan kepada Instruktur PMKNU. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). menyerukan agar NU harus dijalankan sebagaimana pemerintahan.


ā€œKita harus mengoperasionalisasikan NU sebagai imarah,ā€ kata Gus Yahya dalam kegiatan ā€˜Baiat dan Pembekalan Instruktur Nasional Kaderisasi Menengah Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) bertajuk ā€œMerawat Jagat Membangun Peradabanā€ di Gedung PBNU, Senin (17/10/2022).Ā 


Kepada para kader PMKNU, ia berpesan untuk memahami NU secara akurat dan menyeluruh. Eksistensi NU harus bisa menjadi solusi bagi bermacam persoalan yang dihadapi oleh umat dan masyarakat.Ā 


"NU ini harus kita pahami dengan akurat, seluruhnya, fungsinya , dan kedudukannya di tengah-tengah umat dan masyarakat harus menjadi solusi,ā€ pinta Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini.Ā 


Setidaknya, ada tiga hal yang menurutnya harus dipahami oleh para kader tentang NU, yakni NU sebagai imarah, riayah, dan thariqah. ā€œPertama, NU ini adalah imarah, yaitu bahwa NU ini adalah entitas aktor yang memegang urusan orang banyak. Ini termasuk kategori ulil amri (pemerintah),ā€ tutur Gus Yahya.Ā 


ā€œSaat ini NU sedang berusaha mengembangkan makna imarahnya secara lebih substantial dan luas jangkauannya,ā€ sambung dia.Ā 


Kedua, lanjut dia, NU sebagai riayah yang bertugas mengayomi dan memelihara umat. Riayah menegaskan bahwa kehadiran NU sebagai imarah itu memiliki peran dan tujuan yang jelas dalam mengurusi urusan umat dan masyarakat.


ā€œKita ingin supaya operasionalisasi dari NU mengurus urusan masyarakat ini dengan konkrit dan nyata. Supaya kita betul-betul hadir sebagaimana seharusnya imarah,ā€ terang tokoh kelahiran Rembang 1966 itu.


Karenanya, jelas dia, kesadaran yang tengah dibangun kepada para kader NU adalah tanggung jawab kepada imarah bahwa NU bertanggung jawab kepada jamaah-jamaahnya dalam berbagai aspek.Ā 


ā€œKita ini sedang membangun sistem nasional laksana pemerintah. NationĀ system of government. Jika klaim kader itu urusan dakwah maka tanggung jawab kita kepada jamaah adalah tentang dunia perdakwahan. Begitu pun dengan klaim-klaim lainnya,ā€ jelas Gus Yahya.Ā 


Sebab, baginya, kemaslahatan umat dan menjadi tanggung jawab bersama. Tujuan NU yang pokok adalah terwujudnya kemaslahatan umat, untuk kebaikan, memurnikan faham ajaran Islam sebagai pedoman ibadah kepada Allah SWT, yakni faham ahlussunnah wal jamaah, mencerdaskan ummat secara mandiri, dan menjalankan usaha memperoleh rizqi yang halal.


ā€œJadi, maslahat mereka menjadi tanggung jawab kita,ā€ ujar kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah 56 tahun yang lalu itu.


Selanjutnya, tambah Gus Yahya, NU sebagai thariqah yang diwariskan dengan jaminan orang-orang yang secara estafet memegang sanad sampai Nabi Muhammad saw. Sanad yang terhubung itu harus praktikkan dan dirasionalisasikan ketersambungannya.Ā 


ā€œNU sebagai thariqah untuk menjalani agama Islam. Maka kita harus menjalani agama ini dalam satu thariqah yang jelas. Sebab soalitu tidak bisa ngarang sendiri,ā€ jelasnya.Ā 


ā€œKita ikut NU ini karena kita hati-hati dalam soal agama sebagaimana peringatan, jangan sembarangan memilih (ajaran) agama,ā€ tandas Gus Yahya.


Pewarta: Syifa ArrahmahĀ 
Editor: Syakir NF