Yogyakarta, NU Online
Gunungan wayang merupakan salah satu simbol kebudayaan Jawa dan Keraton Yogyakarta. Sebab itu, ikon yang terdapat wayang kulit itu juga menghiasi pembukaan ajang Ajang Kreasi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) itu digunakan untuk membuka kegiatan.
Dalam pembukaan yang diikuti oleh sekitar 12.000 hadirin yang memenuhi tribun stadion Mandala Krida itu, Menag Lukman Hakim Saifuddin mencabut gunungan wayang sebagai tanda dibukanya kegiatan Aksioma-KSM. Lalu ia memberikannya kepada Dirjen Pendis Kamaruddin Amin.
Dalam sambutan sebelum membuka acara, Lukman mendorong agar siswa madrasah bisa menjadi bagian dari kemajuan zaman. Untuk menjawab semua itu, kompetisi seni dan sains digelar setiap tahunnya.
Menurut Menang, siswa madrasah harus memperkuat nilai, naik yang bersifat akademik maupun akhlak. Kecerdasan tersebut akan mengantarkan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik dalam menghadapi zaman yang semakin maju.
"Ini bagian dari pembelaan nusa dan bangsa," tegas Menag di hadapan sekitar 1178 kontingen dari 34 Provinsi, Senin (7/8). Selain Aksioma dan KSM, juga diselenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Madrasah Expo.
Selain para pejabat Kementerian Agama lintas eselon, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Paduka Paku Alam X juga hadir untuk mewakili Gubernur Sri Sultan Hamengku Bowono yang berhalangan hadir.
Acara pembukaan juga dimeriahkan sejumlah pentas seni dan budaya yang dibawakan langsung oleh para siswa madrasah. Di antara penampilan mereka ialah, tari kolosal, peragaan pakaian daerah dari 34 provinsi, dan pagelaran wayang kulit dengan dalang cilik Fahri Shodiq dari MTs Darul Qur’an Gunungkidul, Yogyakarta. (Fathoni)