Nasional

Campur Tangan dalam Negeri RI, PBNU Protes Dubes Saudi

Sen, 3 Desember 2018 | 11:35 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan protes keras campur tangan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Republik Indonesia Osamah Muhammad Al-Suaib atas dinamika politik dalam negeri Indonesia. Pihak PBNU memandang komentar Osamah dalam akun twitter yang kemudian dihapusnya melangkahi wewenangnya.

Sebagaimana diketahui, Dubes Kerajaan Arab Saudi untuk RI Osamah Muhammad Al-Suaib menyatakan, secara eksplisit bahwa kegiatan pertemuan umat Islam di Monas pada Ahad (2/12) kemarin merupakan balasan atas pembakaran bendera di Garut bulan lalu.

"Dalam pandangan kami Osamah telah melakukan pelanggaran keras diplomatik yakni mencampuri urusan politik suatu negara di luar kewenangannya. Hal ini jelas mengganggu hubungan diplomatik RI Saudi Arabia atas dasar ini, kami menyampaikan protes keras," ujar KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), saat konferensi pers pada Senin (3/12) di Aula lantai 8, Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.

Osama, lanjut Kiai Said, telah dengan sengaja menyebarkan fitnah dengan menuduh bahwa aksi pembakaran bendera dilakukan oleh organisasi yang dimaksud dengan mengatakan jamaah almunharifah (organisasi yang sesat atau menyimpang).

Padahal terkait hal ini, lanjutnya, GP Ansor sudah memberikan sanksi kepada oknum yang melakukan pembakaran dan tindakan tersebut keluar dari SOP GP Ansor.

"Bahkan Kami keluarga besar NU menyesalkan kejadian tersebut," kata kiai yang pernah studi di Arab Saudi itu.

Selain menyampaikan protes keras, PBNU juga mendesak kepada pemerintah RI agar menyampaikan nota kepada pemerintah Saudi agar memulangkan saudara Usamah sebagai bagian dari sanksi atas tindakannya yang gegabah dengan mencampuri urusan politik negara Indonesia.

Terkait hal terakhir, Sekjen PBNU H Helmi Faisal Zaini telah melakukan kontak langsung dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Pihak Menlu sudah memanggil langsung Osamah," ujarnya.

Namun, yang dipanggil saat ini tengah berada di negara asalnya, Arab Saudi sehingga belum ada tindakan. (Syakir NF/Alhafiz K)