Cara Amar Ma’ruf Nahi Munkar Menurut Imam Al-Ghazali
- Rabu, 24 Oktober 2018 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pembina Arus Informasi Santri (AIS) Banten M Hubab Nafi’ Nu’man Rohmatulloh menjelaskan, sebagaimana dijelaskan Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin orang yang berhisbah (menjalankan amar ma’ruf nahi munkar) harus dilandasi dengan tiga hal.
“Pertama, ilmu. Orang yang berhisbah itu tahu perkara-perkara obyek berhisbah, batas-batas hisbah, beberapa situasi kondisi dilakukannya hisbah dan beberapa larangan hisbah agar orang tersebut tidak melanggar ketentuan-ketentuan agama dalam berhisbah,” jelas Kordinator PKPNU Provinsi Banten ini, Rabu (24/10).
Kedua, wara’ atau wira’i (bersikap hati-hati). Hubab mengatakan, sifat wara’ atau wira’i bisa membuat orang yang berhisbah terkendali untuk tidak melakukan hal-hal yang berseberangan dengan ilmunya. Tidak semua orang yang berilmu itu mengamalkan ilmunya. Bahkan terkadang orang yang berhisbah itu mengetahui kalau ia melampaui batas-batas hisbah yang diperbolehkan agama, namun dia sengaja melakukannya hanya untuk mendapatkan sesuatu keinginannya.
Disamping itu, imbuhnya, orang yang berhisbah harus memiliki sifat wara’ agar ucapan dan nasihatnya diterima dan didengar. Mengapa? Kalau berhisbah tanpa didasari sifat wara’, maka ia akan menjadi bahan tertawaan, bahkan ditentang.
Ketiga, budi pekerti yang baik. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi munkar) harus dibarengi dengan budi pekerti yang bagus, sikap yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Budi pekerti yang baik merupakan inti dari berhisbah.
“Walaupun muara dari adab-adab orang yang berhisbah (amar ma’ruf nahi munkar) itu pada tiga sifat di atas, akan tetapi inti dan dasarnya itu cuma pada satu sifat yaitu budi pekerti yang bagus,” tegas santri Abuya Muhtadi Dimyati ini.
Menurut Hubab, orang yang berhisbah akan sukses manakala mereka memiliki tiga sifat di atas. Sebaliknya, mereka akan gagal jika hisbahnya tidak diiringi dengan tiga hal tersebut. Bahkan hisbahnya akan menjadi tindakan yang mungkar karena melewati batas-batas hisbah yang diperbolehkan agama.
“Dasar dari tiga sifat di atas adalah sabda Nabi saw.: Janganlah melakukan amar ma’ruf nahi munkar kecuali orang yang bersikap lemah-lembut, bijaksana dan faham dalam perkara bagus yang ia perintahkan dan dalam perkara mungkar yang ia cegah,” tuturnya. (Muchlishon)
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Tags:
Nasional Lainnya
Terpopuler Nasional
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Ahmad Rifaldi | Sabtu, 3 Jun 2023
Kritik Sayyid Usman soal Nasab dan Pandangannya tentang Ahlul Bait
-
- Muhammad Syakir NF | Jumat, 2 Jun 2023
Kesetaraan di Pesantren dalam Film Hati Suhita
-
- Arief Rosyid Hasan | Kamis, 1 Jun 2023
Ekologi Spiritual: Merawat Jagat, Mereformasi Bumi
Berita Lainnya
-
Penyediaan Lapangan Kerja Jadi Tantangan Besar Indonesia
- Ketenagakerjaan | Rabu, 7 Jun 2023
-
Alasan PCINU Kaohsiung Taiwan Undang Gus Kautsar di Harlah Ke-5
- Internasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Melihat UMKM Binaan Pertamina di Sukabumi: Dari Bengkel Rumahan ke Jual Beli Kendaraan
- Nasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Kunjungi Siskohat, Irjen Kemenag Pertegas Pelayanan Haji Dilakukan Seoptimal Mungkin
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Lantik Auditor, Irjen Harap Jadi Pemecah Masalah
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Pertamina Dukung Penyelenggaraan 'Lagi-Lagi Tenis' Bersama Rans Entertainment
- Nasional | Ahad, 4 Jun 2023
-
Pemangku Kepentingan Bidang Ketenagkerjaan Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
- Ketenagakerjaan | Kamis, 1 Jun 2023
-
Ajang Inovasi 2023, Pertamina Catat Penciptaan Nilai Hingga Rp12 Triliun
- Nasional | Kamis, 1 Jun 2023
-
Polteknaker Harus Terus Berinovasi Wujudkan SDM Unggul
- Ketenagakerjaan | Rabu, 31 Mei 2023