Nasional HARI SANTRI 2023

Cerita Duta Santri Nasional 2023: Nikmati Setiap Langkah dan Berani 

Sab, 21 Oktober 2023 | 06:00 WIB

Cerita Duta Santri Nasional 2023: Nikmati Setiap Langkah dan Berani 

Pemenang Duta Santri Nasional 2023 mendapat hadiah umroh. (Foto: NU On;line/Suwitno)

Surabaya, NU Online
Norma Hasanatul Maghfiroh (22) Santriwati Pondok Pesantren Luhur, Malang, Jawa Timur dan Ahmad Nasikhul Huda (19) Santri Pondok Pesantren Al-Jihad, Surabaya, Jawa Timur ditetapkan menjadi Duta Santri Nasional 2023. Mereka berhasil menyisihkan lebih dari 6.000 peserta dari seluruh Indonesia dan finalis lain dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan juri.


Huda yang juga merupakan Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, mengaku sangat atas kemenangan yang ia dapatkan.


“Kemenangan ini semata-mata bukan karena saya belaka, ini berkat dukungan dari orang tua, guru, serta support dari seluruh teman-teman saya, mulai dari teman-teman di rumah, di pesantren, di kuliah,” ujarnya pada NU Online di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya, Jumat (20/10/2023).


Ia mengungkapkan, proses seleksi Duta Santri Nasional 2023 cukup ketat, sebab melewati kurang lebih 8 kali seleksi, dimulai dari tahap pendaftaran yang diikuti kurang lebih 6431  santri dari  berbagai penjuru Indonesia. Lalu kemudian terpilih 48 santri untuk melakukan  karantina.


“48 santri itu diseleksi hingga masuk lima besar untuk grand finalis. Lalu diambil juara satu, juara runner up, dan beberapa juara kategori,” imbuhnya.


Ia mengaku sangat menikmati setiap  langkah-langkah dalam proses pemilihan Duta Santri Nasional 2023.


“Saya sendiri sangat menikmati setiap langkah kecil proses di dalamnya. Kemudian saya juga sudah melewati rasa capai, rasa sedih, rasa haru, bercampur menjadi satu. Dan saya rasa ini sangat cukup membayar atas usaha dan support dari orang-orang sekitar saya,” ungkapnya.


Untuk mempersiapkan Duta Santri Nasional 2023, ia mengaku mencari sendiri referensi bagaimana tahapan-tahapan bisa lolos tahap demi tahap Duta Santri Nasional, selanjutnya dilakukan analisis, diamati dan diimplementasikan. Huda memilih bidang multimedia, sebab ia memiliki basic dan minat di bidang tersebut.


“Saya menjadi bagian tim media pondok pesantren saya saat ini yaitu Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya. Kemudian saat dulu di Pondok Pesantren Mathaliul Anwar, sebelum Al-Jihad saya mengotak ngatik media pesneteren dan saya ternyata memiliki ketertarikan tersebut,” jelasnya.


Bagi dia, kemenangan ini bukanlah semata-mata akhir, tetapi adalah start. Ia memohon doa agar dirinya bisa menjalankan program Duta Santri untuk periode ke depan bersama teman-teman Duta Santri dari seluruh pelosok negeri.


“Kami akan berdakwah untuk kelangsungan santri dan juga pesantren Indonesia, menyebarkan eksistensi pesantren, dan juga mengembalikan eksistensi pesantren sebagaimana seharusnya dilakukan,” ujarnya.


Kemudian Norma yang juga terpilih mengaku bersyukur dan juga tidak menyangka. Awalnya ia mengaku iseng mencoba mendaftar.


“Awalnya iseng mencoba, jujur saya ragu. Tetapi, saya diyakinkan oleh senior yang juga menjadi Duta Santri Nasional 2018. Akhirnya saya mencoba dan lolos di tahap berikutnya di tahap pemberkasan. Saya hampir putus asa lagi karena saat itu saya posisinya sedang akan melanjutkan S2 sambil menyelesaikan S1 saya di program fastrek di Fakultas Psikologi UIN Malang. Kemudian diyakinkan lagi oleh senior dan teman-teman yang lain,” ungkapnya.


“Saya mengambil bidang diaspora, alasannya karena saya melihat bidang-bidang yang lain, mulai dari agama pendidikan, politik itu kayak belum relevan dengan jurusan yang saya ambil. Sebenarnya ada yang relevan sosial kemasyarakatan tetapi saya ingin mencoba Diaspora seperti apa, akhirnya saya searching-searching diaspora seperti apa dan saya tertarik dengan itu,” sambung Norma.


Dengan modal bismillah ia memberanikan diri mengambil bidang Diaspora. Ia mengaku dalam membuat proposal dan presentasi Duta Santri Nasional 2023 dengan bertanya dan searching kepada senior.


“Progam yang saya ajukan itu Indosantri di mana itu merupakan platform untuk digitalisasi santri di Indonesia, untuk memberikan informasi video infografis tentang dawuh kiai ataupun seputar pengetahuan keagamaan dan lain sebagainya. Semoga bisa terlaksana sebagai wadah santri yang menimba di luar negeri, semoga terwujudnya,” pungkasnya.