Jombang, NU Online
Pada April kemarin, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hizbut Tahrir Eko Baskoro Harlis mengunjungi rumah Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang, Jawa Timur, Zulfikar Damam Ikhwanto dengan maksud silaturahim.
Dalam kesempatan itu Eko menyodorkan buku, VCD, tabloid tentang Khilafah Islamiyah. Di dalamnya terdapat penjelasan soal sistem khilafah atau konsep negara di bawah bendera Islam yang diusung oleh HTI.
Eko mulai menjelaskan isi dari tiga barang yang dibawanya itu. Sementara Zulfikar menyimaknya dengan seksama. Setelah selesai memaparkan, Zulfikar langsung menimpali, "Mas, kita ini sama-sama Islam, sampean (anda) syahadat dan shalat, sama. Tapi yang membedakan adalah komitmen kebangsaaan kita," katanya di Jombang, Kamis (5/5/2016).
Zulfikar yang dilahirkan di keluarga Nahdlatul Ulama itu menambahkan bahwa sejak lahir ia telah dibekali orang tuanya tentang keberagaman. Indonesia bukan hanya milik Islam, tapi juga warga lain yang berbeda keyakinan.
Keluarga Nahdlatul ulama memang mendapat pendidikan cinta tanah air dari ulama-ulama besar mereka. Istilahnya dalam bahasa Arab adalah hubbul wathan minal iman artinya mencintai tanah air adalah bagian dari iman.
"Nah, yang membedakan itu, sampean ini mengikuti ajaran yang mohon maaf yang tidak memberikan pendidikan yang cukup baik terkait dengan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air," katanya lagi.
Kebhinekaan di NU semakin dipertajam dengan pernyataan ulamanya, kata Zulfikar, yang mengajarkan bahwa negara ini bukan negara agama, tapi juga bukan negara tanpa agama.
Eko terdiam sejenak dan kemudian menjawab, "Itulah Gus (panggilan khas untuk orang yang dihormati), ini khilafah rahmatan lil 'alamin (merahmati semua alam), insyaallah kalau khilafah berdiri yang kafir juga dilindungi dan diayomi," ujarnya. Keterangan Eko soal mimpi tersebut tak mampu meyakinkan Ketua PC GP Ansor Jombang. (Syamsul Arifin/Mahbib)