Nasional

Dampak Diabetes pada Kesehatan Gigi

Jum, 28 April 2017 | 11:04 WIB

Jakarta, NU Online
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) menggelar seminar Waspada Diabetes; Dampak pada Tubuh dan Gigi di Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta, Jumat (28/4) pagi. Pada pertemuan ini sejumlah narasumber menjelaskan bagaimana dampak diabetes pada kesehatan anggota tubuh lainnya.

Sekretaris LKNU Citra Fitri Agustina (dokter Civi) mengatakan, seminar tersebut selain sebagai ajang silaturahim dalam menyambut bulan Ramadhan mendatang, juga sebagai sarana untuk belajar bersama tentang penyakit diabetes mellitus yang ternyata berdampak pada anggota tubuh, termasuk gigi.

“LKNU sebagai bagian dari ormas NU memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan upaya kesehatan, penanganan dan pencegahan penyakit kepada masyarakat luas,” kata dokter Civi.

Ia menambahkan, LKNU bekerja sama dengan berbagai pihak telah dan terus mengampanyekan gerakan kesehatan termasuk penanganan dan pencegahan diabetes mellitus ke beberapa propinsi di Indonesia.

Sementara itu, Yeny Yuliani dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Jakarta Pusat mengatakan, penanganan gigi saat ini menjadi bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) atau program pembangunan berkelanjutan. Dalam SDGs,  persoalan gigi termasuk penyakit kronis sistemik seperti penyakit lainnya yang harus ditangani secara serius.

“Ada persoalan kesehatan mulut yang kita harus tahu. Apalagi update saat ini kesehatan mulut juga masuk dalam cover BPJS. Jadi dokter juga harus bertambah kompetensinya dalam penangan penyakit sistemik,” kata Yeny.

Deteksi dini, menurut Yeny, harus dilakukan, apakah seseorang memiliki potensi diabetes yang berpengaruh pada kesehatan gigi. Ia menyayangkan tren di masyarakat yang menandakan naiknya jumlah kasus kesehatan gigi.

“Seakan masyarakat merasa nggak apa-apa kalau sakit gigi dan diabetes karena di-cover BPJS. Padahal penanganan diabetes di rumah sakit termasuk menggerogoti rumah sakit dan pemerintah. Bayangkan kalau sekali cuci darah saja menghabiskan biaya dua juta,” tambahnya.

Ia berharap para dokter, karena  menentukan keberlangsungan hidup pasien, dapat banyak berperan sehingga persoalan diabetes dan gigi bisa dikendalikan. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)