Nasional RISET DIKTIS

Dampak Sosial Relokasi Waduk Jatigede Sumedang

Ahad, 10 November 2019 | 18:00 WIB

Dampak Sosial Relokasi Waduk Jatigede Sumedang

Seorang warga di tepi Waduk Jatigede, Sumedang (Foto; Agus Bagaz Nugraha)

Pembangunan Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, menyebabkan dampak sosial bagi warga sekitar. Beberapa dampak tersebut tersaji dalam hasil penelitian yang dilakukan Endah Ratna Sonya berjudul Adaptasi Terdampak Pembangunan Waduk Jatigede Setelah Penggenangan (Kasus di Desa Pawenang Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang).
 
Endah menyebutkan masyarakat pendatang di relokasi Waduk Jatigede harus beradaptasi dan berinteraksi kembali dengan masyarakat pribumi dan lingkungan barunya, karena daerah asli tempat tinggal mereka telah tergenang. Kemudian, perbedaan kebiasaan pola hidup pada saat sebelum dan sesudah jadi warga pendatang; perubahan mata pencaharian seperti para petani yang sawahnya sudah tergenang belum tentu mempunyai sawah lagi di tempat tinggal yang baru.
 
Selain itu, menurut penelitian yang didukung oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018, pembangunan Waduk Jatigede berdampak pada masyarakat, karena terjadi penggusuran lahan dan rumah yang akan digenang dan dijadikan Waduk Jatigede. Akibatnya, masyarakat yang terkena penggusuran harus membeli dan mencari tempat tinggal yang baru di desa lain.
 
Peneliti mengungkapkan, waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Fungsi waduk secara prinsip ialah menampung air saat debit tinggi untuk digunakan saat debit rendah. Seperti konstruksi sipil lainnya, persoalan waduk menyangkut aspek perencanaan operasi, pemeliharaan.
    
Pembangunan Waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan, khususnya di daerah Pantura Jawa Barat (Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu). Waduk Jatigede diharapkan dapat berfungsi sebagai penyedia air baku khususnya untuk areal pertanian yang merupakan salah satu penyediaan padi regional dan nasional, di samping kepentingan-kepentingan lainnya yang bersifat strategis, seperti pembangkit tenaga listrik, perikanan, dan pariwisata.
 
Terungkap juga bahwa lahan yang dibutuhkan seluas 4.891,13 ha yang meliputi lima kecamatan dan dua puluh enam desa, yang terdiri dari Kecamatan Jatigede (751,45 ha), Kecamatan Jatinunggal (229,25 ha), Kecamatan Wado (461,22 ha), Kecamatan Darmaraja (1.606,36 ha), Kecamatan Cisitu (73,45 ha). 
 
Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang adalah desa yang menjadi tempat relokasi warga masyarakat yang tergenang oleh pembangunan Waduk Jatigede. Di Desa Pawenang didirikan sebuah permukiman dari lahan bukit yang dibangun khusus menyediakan bagi warga masyarakat dari desa lain yang terkena akibat genangan pembangunan Waduk Jatigede, menurut data banyak warga dari desa yang berbeda yang pindah dan menempati pemukiman tersebut.
 
Salah satu faktor alasannya karena harga tanah yang terbilang cukup murah dibandingkan dengan harga tanah biasanya, karena dibangun dari lahan bukit yang tidak terpakai. Sehingga sampai saat ini sudah terdapat beberapa puluh rumah yang dibangun dan tinggal dipemukiman tersebut.
 
Dengan demikian di Desa Pawenang kini tidak hanya terjadi adaptasi sosial antara sesama  masyarakat pribuminya saja, tetapi juga dengan sesama masyarakat pendatang relokasi Waduk Jatigede yang tentunya pasti akan terjadi  interaksi sosial.
    
Peneliti tersebut bertujuan ingin melihat lebih jauh realitas tentang pola adaptasi sosial masyarakat pendatang relokasi Waduk Jatigede dengan masyarakat pribumi di Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang.
 
Sementara fokus atau masalah-masalah dalam penelitian yang dirumuskan adalah, Pertama, bagaimana pola adaptasi sosial masyarakat pribumi di Desa Pawenang Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang? Kedua, bagaimana pola adaptasi sosial masyarakat pendatang relokasi Waduk Jatigede di Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang?
 
Ketiga, bagaimana pola adaptasi sosial masyarakat pendatang relokasi Waduk Jatigede dengan masyarakat pribumi di Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang? Dan, apa faktor pendorong dan penghambat adaptasi sosial antara masyarakat pendatang relokasi Waduk Jatigede dengan masyarakat pribumi di Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang?
 
 
Penulis: Kendi Setiawan
Editor: Kendi Setiawan