Jakarta, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor mengadakan Kirab 1 Negeri merambah ratusan kabupaten dan kota di Indonesia dari lima titik terluar menuju ke tengah. Titik berangkatnya, secara berbarengan dimulai dari, yaitu Sabang (paling barat, berada di Aceh), Nunukan (paling utara, Kalimantan Utara), Miangas (paling utara, Sulawesi Utara), Merauke (paling timur, Papua), dan Rote (paling selatan, Nusa Tenggara Timur).
Menurut Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Adung A. Rochman, Kirab 1 Negeri dimulai dari lima titik terluar Indonesia, mewakili lima sila dalam Pancasila dan lima dalam rukun Islam, serta Shalat dalam sehari semalam.
Dari lima titik tersebut Kirab 1 Negeri, ada 17orang yang membawa bendera merah putih. Hal ini bermakna hari kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17 dan dalam sehari semalam umat Islam melaksanakan shalat wajib sebanyak 17 rakaat.
“Kira-kira Kirab 1 Negeri akan melewati 200 kabupaten dan kota,” ujar Adung di Kantor PP GP Ansor, Jakarta, Senin (24/9).
Menurut Adung, Kirab 1 Negeri ini sudah dirancang setahun sebelumnya setelah GP Ansor memandang, paling tidak, empat hal yang tengah terjadi di Indonesia saat ini yang melatarbelakanginya. Pertama, ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah konsensus kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
Yang kedua, ada kelompok kecil yg menggunakan agama sebagai alat politik atau mempolitisasi agama, dan menggunakan agama sebagai sumber konflik.
Ada pihak-pihak yang menggunakan pemahaman agama mereka sebagai kebenaran tunggal, suka menyesatkan dan mengkafirkan pihak lain,” katanya.
Ketiga, masyarakat yang sebenarnya toleran dan jumlahnya mayoritas, menjadi kalangan diam sehingga suara kecil yang intoleran yang mengemuka di pemberitaan. Keempat, keprihatinan kondisi negara lain, khususnya dunia Islam yang dilanda konflik dan peperangan yang tidak berkesudahan. (Abdullah Alawi)