Nasional

Dari Sejarah Wayang, Gus Mus Jelaskan Hakikat Dakwah

Ahad, 10 April 2016 | 18:01 WIB

Rembang, NU Online
Mengenai prinsip dan etika dakwah yang ramah dan beradab, KH Ahmad Mustofa Bisri mengutip simbolisasi yang ada di dunia pewayangan. Jamak diketahui, wayang adalah di antara seni budaya lokal yang digunakan Walisongo untuk media dakwah.

Meski ceritanya dari Mahabharata, wayang mampu dielaborasi oleh para Wali dengan memasukan banyak nilai-nilai kebijaksanaan Islam.

Di antaranya, kisah konflik antara Pandawa dan Kurawa. Jika dipahami dengan jernih, sebenarnya Pandawa dan Kurawa bukan simbol untuk menggambarkan secara berlawanan antara golongan yang baik dan buruk.

"Dari sudut pandang kemanusiaan, Pandawa adalah simbol dari golongan yang telah mencapai kebenaran, atau dalam istilah tasawuf, mereka sudah wushul ila al-Khaqq. Sedangkan Kurawa menyimbolkan golongan yang masih berproses atau mencari, bergerak dan menuju kebenaran," terang Gus Mus, sapaan akrab KH Ahmad Mustofa Bisri di hadapan rombongan Ekspedisi Islam Nusantara, Jumat (8/4).

Oleh karena itu, lanjut Gus Mus, seburuk-buruknya tindakan dan sikap orang lain yang tampak di mata kita, ia tidak bisa serta-merta dianggap musuh yang harus diperangi. Tetapi sebenarnya ia masih berpotensi untuk menjadi baik. Ia masih berproses dan bergerak mendekati kebaikan.

Gus Mus menguatkan pandangan ini dengan mendasarkannya pada sejarah Islam periode awal. Menurut pengasuh Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang ini, Khalid bin al-Walid semula adalah musuh Islam yang menentukan kemenangan pasukan musyrikin di perang Uhud. Juga Ikrimah bin Abi Jahal, Abi Sufyan, Hindun istri Abi Sufyan, dan Umar bin al-Khatthab. Mereka semula adalah orang-orang "kurawa" yang kemudian berubah menjadi pembela Islam.

Menjadi tidak mengherankan jika dalam berdakwah dibutuhkan kebesaran jiwa, kesabaran, dan penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Rombongan Ekspedisi Islam Nusantara berangkat dari Jakarta untuk keliling Jawa dalam rangka menelusuri jejak-jejak sejarah yang terkait dengan tradisi Islam Nusantara.

Sebelumnya, mereka sempat mengadakan sarasehan bertajuk Dialog Lintas Iman kemudian disambung dengan Deradikalisasi dan Anti Narkoba di pendopo rumah dinas Bupati di jalan Dr. Soetomo Rembang. Hadir saat itu, PCNU Rembang dan tokoh masyarakat dari berbagai kalangan. (Zunus)