Nasional

Detik-detik Serangan Bom Bunuh Diri saat Acara Maulid di Afghanistan

Rab, 21 November 2018 | 09:32 WIB

Jakarta, NU Online
Kegembiraan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW berujung tragedi mengenaskan bagi masyarakat di Kabul, Afghanistan. Pasalnya, di tengah kekhidmatan memperingati kelahiran Nabi tersebut, serangan bom bunuh diri meluluhlantakkan dan menewaskan setidaknya 50 jamaah yang hadir.

Dalam video berdurasi 51 detik yang diposting akun instagram @afghanistan.official, terlihat jamaah yang hadir sedang khusyu mendengarkan dan menyimak pembacaan ayat suci Al-Qur’an.

Nampak video tersebut direkam oleh salah satu jamaah yang hadir. Tidak diketahui identitasnya, salah seorang jamaah tersebut mengambil posisi di bagian belakang. Ia terlihat mengambil video dengan mengarahkannya ke beberapa sisi, termasuk suasana di tengah jamaah.

Dalam video itu, terlihat beberapa orang yang berusaha mengambil posisi di tengah jamaah. Menjelang pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an selesai, tiba-tiba bom berkekuatan tinggi meledak di tengah-tengah jamaah.

Seketika seluruh jamaah lari tunggang langgang meninggalkan lokasi acara. Video tersebut masih merekam ketika beberapa jamaah di bagian belakang lari terbirit-birit setelah bom bunuh diri mengguncang acara dan menewaskan sekitar 50 jamaah dan membuat 83 orang kritis.

Dilaporkan bbc.com, sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Kelompok Taliban membantah terlibat dan mengecam serangan itu.

Peristiwa ini berlangsung di Uranus Hall Kabul, tempat pertemuan besar dekat bandara. Sekira 1.000 orang ditengarai berada di lokasi itu saat ledakan terjadi. Beberapa saksi mata menegaskan, pelaku bom bunuh diri masuk ke gedung, menuju bagian tengah, dan meledakkan diri.


Terkait tragedi kejahatan terorisme ini, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) HA. Helmy Faishal Zaini menyerukan empat hal.

Pertama, mengucapkan duka yang sangat mendalam atas terjadinya peristiwan tersebut. Apalagi tragedi tersebut terjadi di tengah-tengah peristiwa peringatan Maulid Nabi Muhamma SAW.

Kedua, mengecam segala bentuk dan tindakan kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku pengeboman dan bom bunuh diri. Segala bentuk tindakan kekerasan yang mengatasnamakan apapun, termasuk dakwah, bukan ciri Islam yang Rahmatan Lil alamin. Islam mengutuk kekerasan.

“Bahkan tidak ada satupun agama dan ideologi di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan dalam kehidupan. Umat Islam umumnya ikut merasakan kepedihan yang sangat luar biasa atas kejaidian bom bunuh diri di Kabul,” tegas Helmy, Rabu (21/11) di Jakarta.

Ketiga, mendukung pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah proaktif dalam memabantu menangai radikalisme dan terorisme sebagai bentuk tanggung jawab untuk ikut andil dalam menciptakan perdamaian dunia.

Keempat, Mendesak PBB untuk segera mengusut dan menindak tegas pelaku pengeboman di Kabul tersebut. Kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan motif bagaimanapun tidak dibenarkan, sebab ia merupakan kejahatan rasa kemanusiaan. (Fathoni)