Nasional

Di Puncak Final Aksi 2019, Kiai Said Tekankan Dakwah Rasulullah

NU Online  ·  Selasa, 4 Juni 2019 | 03:57 WIB

Di Puncak Final Aksi 2019, Kiai Said Tekankan Dakwah Rasulullah

Screenshoot Aksi 2019 Indosiar

Jakarta, NU Online
Rentetan dakwah Islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW penuh dengan teladan, hikmah, dan akhlak mulia. Nabi tidak pernah mengajarkan kekerasan dalam berdakwah. Sebaliknya, Islam didakwahkan dengan penuh keramahan dan kesejukan sehingga masyarakat Arab berbondong-bondong masuk Islam.

Prinsip dakwah Rasulullah tersebut ditekankan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj ketika hadir dalam acara puncak Grand Final Akademi Sahir Indonesia (Aksi) 2019, Selasa (4/6) pagi di stasiun televisi Indosiar.

“Tepat ketika 8 Ramadhan, Rasulullah dan pasukan umat Islam berhasil menguasai kembali Kota Makkah dalam peristiwa Fathu Makkah. Namun, tidak ada dendam sedikit pun pada diri Nabi kepada orang-orang yang dulu memusuhi dan hendak membunuhnya,” ujar Kiai Said.

Bahkan, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini, Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa hari itu merupakan hari kasih sayang (yaumul marhamah). Penduduk Kota Makkah pun lega dan bahagia mendengar penegasan Nabi sehingga mereka berbondong-bondong masuk Islam.

Kiai Said menyatakan bahwa peristiwa tersebut yang menyebabkan Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 159 turun. Ayat tersebut menyatakan:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran: 159)

Menurutnya, ayat tersebut menunjukkan bahwa Islam yang dibawa dan diajarkan Nabi ialah Islam yang ramah, damai, dan penuh kesejukan. Jika kala itu Rasulullah bersikap keras dan berhati kasar, masyarakat Arab tidak akan berbondong-bondong masuk memeluk Islam.

Ajang pencarian bakat dalam bidang dakwah Islam yang digelar oleh Indosiar tersebut dipandang Kiai Said merupakan media penting untuk melahirkan para dai mumpuni, berwawasan kebangsaan, dan mampu mendakwahkan Islam secara baik dan benar seperti yang diteladankan Nabi.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah melewati rangkaian audisi dan tampil pada setiap babak panggung Aksi Indonesia 2019, Ulin Nuha, Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling (BK) Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali, Cilacap, Jawa Tengah semester II berhasil menjadi juara pertama pada Grand Final di Studio Indosiar, Jakarta, Selasa (4/6).

Ulin berhasil meraih poin 44,64 dan berhasil mengungguli peserta lain yang masuk tiga besar grand final yakni Suwandi dari Riau dengan poin 27,71 dan peserta kembar Donidion dari Bekasi dengan poin 27,65.

Ulin berhak mendapatkan hadiah 100 juta rupiah, paket perjalanan umroh, dan Kitab Tafsir Al-Misbah karya Prof Dr M. Quraish Shihab. Ulin juga berhak mewakili Indonesia pada ajang Aksi Asia pada 2020 mendatang. Hadiah diserahkan langsung Kiai Said kepada Ulin.

Saat pengumuman juara, dalang muda yang kerap mentas di berbagai kecamatan di Cilacap bahkan ke hingga keluar daerah ini didampingi sang ayahanda M Darto Wahab Noor. Sesaat setelah diumumkan, Ulin dan ayahnya pun langsung bersujud menandai rasa syukur dan bahagianya.

Dewan Juri menilai, Ulin mempunyai gaya dan karakter khas dalam menyampaikan dakwah. Ia lekat dengan identitas dalang, baik dari intonasi dakwah hingga pakaian yang persis seperti dalang. Hal itu merupakan aktualisasi dakwah khas Nusantara yang dahulu dibawa oleh para Wali Songo. (Fathoni)