Nasional

Dibantu NU Care, Faysal Jalani Operasi Penutupan Kolostomi

Kam, 1 Maret 2018 | 13:15 WIB

Jakarta, NU Online
Faysal Kayana, bocah tiga tahun, warga Dusun Sukamanah, RT.02/03 Kecamatan Wado, Kabupaten  Sumedang, Jawa Barat kini tampak ceria.

Bocah penderita hirschsprung's disease atau penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat lemahnya pergerakan usus, berhasil menjalani operasi kedua, Rabu (28/2) di Rumah Sakit Advent, Cihampelas, Bandung, Jawa Barat.

Faysal berada di rumah sakit sejak Ahad (25/2) untuk persiapan operasi. Walaupun akan menjalani operasi, Faysal tetap tampak ceria. Sesekali ia berguling-guling dan loncat-loncat di kasur. Ditemani beberapa buah mainan mobil kesukaannya, Faysal terlihat riang.

Putra pertama pasangan Taryana dan Veti ini harus menjalani serangkaian pemeriksaan oleh dokter. Sebelumnya, Faysal harus menjalani wash out atau pembersihan pada bagian usus dan anus.
 
Operasi kedua ini adalah operasi pulltrongh, yakni penutupan colostomy. Proses operasi ini untuk memasukan usus yang selama ini menggunakan kantong untuk disambungkan ke anus. Operasi berlangsung selama lebih dari empat jam, dimulai pukul 11.00 hingga 15.28 WIB.

“Saat ini Faysal masih harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk proses pemulihan,” kata relawan NU Care-LAZISNU, Agus Fuat, Kamis (1/3).

Dikatakan Fuat, proses operasi Faysal berjalan lancar. Setelah operasi Faysal harus menjalani monitoring dari dokter. 

“Kata ibunya, hari ini Faysal muntah-muntah terus. Dokter masih coba mengecek penyebabnya. Kalau muntahnya warna hijau ada kemungkinan usus yang disambungkan ke anus menutup kembali,” tutur Fuat. 

Faysal bocah kelahiran 26 Januari 2015 diketahui mengalami hirschsprung's disease sejak umur lima hari. Saat itu langsung dipasang selang pembuangan melalui dubur.

Namun, menginjak usia 2 tahun 10 bulan, gangguan itu kambuh. Faysal menjalani operasi dikeluarkan ususnya. Sebelumnya operasi dilakukan tanggal 16 November 2017, di RS Umum Sumedang  dengan menggunakan kartu BPJS. 

Pascaoperasi pertama, Faysal masih harus melakukan rawat jalan untuk mengecek kondisi ususnya. Selain itu kantung plastik pembungkus ususnya harus diganti setiap hari. Jarak dokter spesialis yang mencapai sekitar 40 kilometer dari rumah mereka, semakin menambah beban bagi keluarga. Terlebih saat ini ayahnya tidak bekerja lagi.

Dana operasi Faysal pada tahap kedua dan uang perawatan berasal dari para donatur NU Care-LAZISNU. Penggalangan dilakukan antara lain melalui Operasi Usus Faysal.

“Para donatur yang baik hati, mari kita doakan supaya Faysal segera bisa pulih dan bisa bermain dengan teman-temannya di kampung halaman,” tutup Fuat. (Kendi Setiawan)