Nasional

Dikunjungi Pimpinan MUI, Gus Mus Sampaikan Pesan KH Sahal Mahfudh

Jum, 27 Januari 2017 | 14:08 WIB

Dikunjungi Pimpinan MUI, Gus Mus Sampaikan Pesan KH Sahal Mahfudh

Gus Mus (kiri) bersama para pimpinan MUI

Jakarta, NU Online
Sejumlah pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berkunjung ke kediaman Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Jawa Tengah, Jumat (27/01).

Ada tujuh pimpinan MUI yang datang dan bersilaturahim, yakni Wakil Ketua Umum MUI Pusat KH Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua MUI Pusat KH Masduki Baidlowi, Wakil Sekjen MUI Pusat KH Salahuddin Al Aiyubi, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jateng KH Ali Mufiz, Sekretaris Umum MUI Jateng dan seorang sekretaris MUI Jateng Agus Fathuddin.

“Kami diterima Gus Mus tadi pagi pukul 10.00 WIB, usai pengajian rutin pagi setiap Jumat di Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang,” kata Zainut Tauhid, Jumat sore, sebagaimana dilansir sites resmi MUI.

Menurut Zainut, Gus Mus menerima ketujuh pengurus MUI dengan ramah, sembari bercerita yang lucu-lucu tentang kehidupan masyarakat.

“Maksud kedatangan pengurus MUI tak lain untuk bersilaturahmi karena memang telah lama direncanakan,” katanya kepada Gus Mus sembari menyampaikan salam dari Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin.

Sambil menerima sejumlah tamu lain yang datang dari berbagai pelosok daerah, lanjut Zainut, Gus Mus memberi pesan agar para pengurus MUI lebih serius dan aktif mengurus organisasi, agar MUI tak mudah ditumpangi oleh kelompok radikal yang merusak citra Islam dan MUI sendiri.

“Beliau mengingatkan pesan Mbah Sahal (panggilan untuk almarhum KH MA Sahal Mahfudh, Ketua Umum MUI sejak 2003 sampai wafat 2014) agar MUI benar-benar menjaga predikat dan kompetensi ulama yang menjadi bagian dari tugas yang melekat pada MUI,” kata Zainut.

Gus Mus juga berpesan, jika MUI hendak menetapkan fatwa, banyaklah mempertimbangkan kondisi strategis bangsa, tepat konteks dan zaman, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.

“Pemberi fatwa harus ‘alimun bizamanihi wa ‘alimun bimujtamaihi (paham kondisi faktual masyarakat). Fatwa selayaknya tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Kalau pemberi fatwa tidak mengetahui fatwanya meresahkan sedang semua orang memahami begitu, maka dia berada di menara gading,” kata Gus Mus seperti ditirukan Salahuddin Al Aiyubi.

Sementara itu kepada Gus Mus, KH Ahmad Daroji, Ketua MUI Provinsi Jawa Tengah menyampaikan banyak sisi positif yang diterima oleh masyarakat dari peran MUI selama ini dalam membimbing masyarakat yang telah berjalan dengan baik.

“Di Jateng, MUI telah banyak berkiprah antara lain dalam kegiatan penanggulangan bahaya narkoba, menangkal paham radikalisme, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan membangun kerukunan hidup dalam berbangsa dan bernegara,” katanya.

Di akhir pertemuan, Gus Mus juga menyampaikan salam untuk Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin.

Zainut Tauhid menambahkan, silaturahim seperti ini sangat penting untuk dilanjutkan khususnya dengan ulama ulama berpengaruh serta tokoh tokoh masyarakat lainnya. Tujuannya, untuk membangun kesepahaman untuk meningkatkan dukungan kepada MUI dalam ihtiarnya melaksanakan tugas tugas keumatan dan kebangsaan.

“Ini akan menjadi energi positif untuk langkah ke depan yang lebih baik,”  pungkasnya. (Red: Mahbib)